Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 15 Mei 2024 | 12:25 WIB
Petugas Perum Jasa Tirta 1 saat mengambil sampel air Sungai Bengawan Solo yang tercemar limbah alkohol. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Sungai Bengawan Solo diduga tercemar limbah alkohol, petugas Perum Jasa Tirta 1 pun langsung mengambil sampel air untuk dilakukan pengecekan kualitas air di Sungai Bengawan Solo.

Pengambilan sampel air dilakukan di daerah Sewu, Kota Solo.

"Ini pengambilan sampel air Sungai Bengawan Solo. Pengecekan ini untuk mengetahui kualitas air," ujar Analis laboratorium Perum Jasa Tirta 1, Aji Putra Prasetya saat ditemui, Rabu (15/5/2024).

Aji mengatakan sampel air Sungai Bengawan Solo yang diambil itu sekitar 3-5 liter. Nantinya sampel air itu akan dicek untuk mengetahui kualitas air sungai yang diduga tercemar limbah.

Baca Juga: Taylor Johns Pulih, Kesatria Bengawan Solo Dapat Tambahan Amunisi Hadapi Dua Partai Kandang

"Air yang kita ambil untuk sampel itu 3-5 liter," katanya. 

Untuk mengetahui hasilnya, lanjut dia, menunggu satu minggu nanti. Karena akan dicek di laboratorium dan itu butuh waktu.

"Hasilnya itu satu minggu, karena memerlukan waktu untuk pengecekan," ungkap dia.

Aji menjelaskan pengambilan sampel air tidak hanya di daerah Sewu Kota Solo tepatnya di tempuran dengan Kali Pepe. Tapi juga di hulu daerah Sukoharjo di tempuran Kali Sami.

"Pengambilan air juga dilakukan di hulu di daerah Sukoharjo. Ini untuk perbandingan," terangnya.

Baca Juga: Langung On Fire, Performa Chanceler James Gettys Langsung Menuai Pujian

Sementara itu Anggota Sistem Pengawasan Masyarakat (Siswasmas) DLHK Jateng, Budi Utomo mengatakan tadi pagi sempat terjadi bladu di Sungai Bengawan Solo dampak dari limbah alkohol. Biasanya itu buangan limbah alkohol dari Kali Samin.

"Limbahnya itu dari buangan limbah alkohol dari Kali Samin. Jadi warna sungai jadi coklat tua dan ikan-ikan kesulitan untuk bernafas lalu berenang ke atas dan mudah ditangkap," tandas dia.

Budi menambahkan bladu itu cukup lama terjadi, ada faktor alami, ada juga gara-gara limbah. Kalau yang terbaru ini menjelang musim kemarau sudah dua kali ini. 

"Setelah lebaran sudah dua kali dan ini sudah berlangsung lama," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More