
SuaraSurakarta.id - Indonesia mencatat sejarah sosok pengkhianat yang dimutilasi hingga jenazahnya akan diinjak-injak sampai kiamat tiba di Yogyakarta. Dia adalah Tumenggung Endranata.
Raja Mataram, Sultan Agung, tak kenal ampun pada pengkhianat. Hal itulah yang dilakukan Sultan Agung kepada Tumenggung Endranata karena dosa besarnya mengkhianati Mataram, sehingga Mataram gagal menghadapi serangan ke Batavia.
Karena pengkhianatan tersebut, jenazah Tumenggung Endranata dikuburkan secara terpisah di tangga menuju makam Sultan Agung agar selalu diinjak para peziarah. Hal itu dipercaya sebagai simbol untuk merendahkan pengkhianat.
Sejarah Pengkhianatan Tumenggung Endranata
Sultan Agung merupakan raja yang gigih untuk mempertahankan kedaulatan Mataram yang memiliki banyak wilayah kekuasaan. Bukan hanya di Pulau Jawa, Mataram juga memiliki wilayah kekuasaan lain, di Kalimantan, Sumatera, dan beberapa daerah di dekat Papua.
Karena itu, kedatangan Belanda dengan kongsi dagang VOC dianggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan tersebut. Sehingga, Sultan Agung menyusun berbagai rencana untuk menyingkirkan Belanda yang ingin menguasai Nusantara.
Pada tahun 1628, Sultan Agung mengirimkan pasukan ke Batavia untuk menggempur benteng pertahanan Belanda. Rombongan kapal pertama pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso sampai di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628.
Namun, Mataram baru memulai penyerangan ke Benteng Belanda pada tanggal 21 September 1628. Meski serangan telah beberapa kali dilancarkan, akan tetapi pasukan Mataram masih kesulitan melawan Belanda.Karena berbagai kekurangan bekal peperangan, pasukan Mataram memilih mundur dan meninggalkan Batavia.
Meski begitu, Sultan Agung tak menyerah. Ia kembali menyusun kekuatan untuk melakukan penyerangan berikutnya. Karena kekurangan logistik menjadi masalah pasukan pertama, maka Sultan Agung membangun lumbung-lumbung pangan di sepanjang pantai utara, khususnya di Tegal.
Baca Juga: Spanduk 'Mataram Is Love' Terpasang di Manahan, Ternyata Perintah Gibran
Lumbung-lumbung tersebut nantinya digunakan untuk perbekalan serangan kedua ke Batavia. Namun, rencana dan strategi Sultan Agung tersebut diketahui oleh Belanda. Usut punya usut, Tumenggung Endranata-lah yang membocorkan strategi serangan Sultan Agung tersebut.
Lantaran hal itu, Belanda mengetahui titik kelemahan pasukan Mataram dan membakar lumbung-lumbung padi yang telah dibangun. Meski begitu, Mataram tetap melancarkan serangan ke Batavia. Pada tanggal 20 September 1629, Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen tewas karena diracun oleh Utari, pelayannya yang merupakan agen Mataram.
Namun, Mataram kembali harus mundur karena kekurangan logistik dan terlanda kelaparan. Kegagalan yang kedua kalinya itu membuat Sultan Agung murka. Apalagi, kegagalan tersebut terjadi akibat pengkhianatan Tumenggung Endranata.
Hal itulah yang membuat kerajaan membuat keputusan tegas,, Tumenggung Endranata dihukum pancung. Bahkan, untuk memberikan pesan bahwa pengkhianatan pada kerajaan adalah dosa besar, tubuh dan kepala Tumenggung Endranata dikubur secara terpisah.
Kepala Tumenggung Endranata dikuburkan di antara dua gapura Sapit Urang yang ada di kawasan makam Sultan Agung. Sementara, badannya dikuburkan di anak tangga menuju makam Sultan Agung. Dengan begitu, Tumenggung Endranata akan selalu diinjak-injak para peziarah hingga kiamat tiba.
Makam Sultan Agung sendiri berada di kawasan makam-makam raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Tak sedikit peziarah yang kemudian menyempatkan diri untuk menginjak anak tangga yang didesain khusus untuk kuburan Tumenggung Endranata.
Kontributor : Dinnatul Lailiyah
Berita Terkait
-
Peduli Sesama, HIMAKOM UWM Bagikan Takjil dan Buka Bersama Ramadhan 1446 H
-
Konsumen Bakal Terima VW ID. Buzz Mulai Mei
-
Profil Liana Tasno, Dirut Perempuan yang Antar PSIM Promosi Liga 1
-
Si Dia yang Jasadnya Diinjak-injak Sampai Kiamat di Jogja
-
Rahasia 8 Sisi Roti Kembang Waru: Warisan Kuliner Mataram yang Sarat Makna
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Kasus 'Kencing' Pertalite Terbongkar: Polres Sukoharjo Bekuk Mafia BBM Subsidi
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
-
Satreskrim Polresta Solo Ungkap Misteri Avanza Raib di Parkiran Hotel, Pelaku Dibekuk
-
Jokowi ke Massa TPUA: Tak Ada Kewajiban Tunjukkan Ijazah Saya
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM