SuaraSurakarta.id - Dunia olahraga khususnya paralimpian atau difabel Indonesia tentu sudah tak asing lagi dengan sosok Kevin Fabiano, M.Or, AIFO-P.
Kini, Kevin maju sebagai Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo tahun 2024 yang akan bertarung di Dapil Surakarta 3 yakni di Banjarsari A pada Pemilu 2024.
Terjun di dunia politik menjadi tantangan baru bagi pria berusia 28 tahun itu yang sangat dikenal di dunia olahraga atletik disabilitas.
Awal karier kepelatihannya dimulai dengan menjadi Asisten Pelatih Atletik Kontingen Indonesia - ASEAN Para Games Myanmar pada 2013.
Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Solo ini lantas melanjutkan menjadi Guide Runner Atletik Kontingen Indonesia ASEAN Para Games Singapore Tahun 2015.
Guide Runner adalah pelari pemandu bagi atlet tunanetra di cabang olahraga atletik. Sebagai penunjuk arah, guide runner berlari di samping atlet. Keduanya terhubung oleh sebuah gelang karet yang digenggam bersama.
Lalu, dia juga sempat menjadi Pelatih Atletik NPCI Jawa Barat - PEPARNAS XV Jawa Barat Tahun 2016. Guide Runner Atletik Kontingen Indonesia APG Malaysia 2017, Pelatih Atletik Kontingen Indonesia Asian Para Games Indonesia 2018.
Pelatih Atletik Kontingen Indonesia, ASEAN Para Games Filipina 2020 dan Kepala Pelatih Atletik NPCI Jawa Barat pada PEPARNAS XVI Papua.
Kevin juga di dalam kontingen Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Para Atletik di Beijing pada 2018 sebagai pelatih.
Baca Juga: Heboh Dugaan Intimidasi Kantor PDIP, Relawan Ganjar-Mahfud MD di Sragen Buka Suara
Bagi Kevin Fabiano, menjadi pelatih atlet disabilitas bukan perkara mudah untuk dijalani. Butuh kesabaran ekstra dan ketulusan hati untuk mencetak atlet difabel berprestasi.
"Kami sebagai pelatih harus sabar untuk mencetak atlet disabilitas berprestasi. Tak sekadar teknik, pelatih juga harus tahu latar belakang dan cerita masa lalu atlet untuk mengetahui kondisi psikologisnya," ungkap Kevin Fabiano, Rabu (15/11/2023).
Kevin mengatakan melatih atlet difabel merupakan hal yang kompleks. Dia harus melihat kondisi para atlet tersebut sebelum memberikan menu latihan.
Menurutnya, ada yang keluarganya pada awalnya malu karena memiliki anggota yang cacat, ada yang dikeluarkan dari keluarga.
"Dengan latar belakang yang berbeda itu saat mereka datang, kita cari informasi dulu. Perlu kedekatan kalau sudah tahu kondisinya, saat memberikan teknik dan program jadi lebih mudah," paparnya.
Baginya, terjun ke dunia politik adalah jalan untuk mengabdi sepenuh hati bagi bangsa dan negara, seperti halnya saat dia menekuni jadi pelatih professional untuk atlet disabilitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Iriana Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan hingga Erick Thohir Kirim Karangan Bunga
-
Wali Kota Solo Silaturahmi ke Habib Alwi Masjid Riyadh, Perkuat Sinergi Umaro dan Ulama
-
Momen Hari Batik di Solo: Bentangan Kain Batik Terbesar Berukuran 20 x 7 Meter
-
Nasib Miris BTC Solo: Dulu Pengunjung Sampai Berjubel, Sekarang Sepi dan Banyak Kios Tutup
-
Kuasa Hukum Tersangka Dugaan Korupsi Drainase Stadion Manahan Ajukan Pra Peradilan