Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 16 Oktober 2023 | 12:20 WIB
Puluhan warga saat menggelar topo bisu di depan Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung, Senin (16/10/2023). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Puluhan warga mendatangi rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung, Senin (16/10/2023). Di depan Loji Gandrung mereka menggelar aksi topo aksi beberapa menit tanpa orasi.

Selanjutnya mereka membubarkan diri dan berjalan menuju Taman Sriwedari.

Mereka datang membawa spanduk dengan berbagai tulisan, seperti 'kami muak dengan politik dinasti' hingga pelestarian budaya topo bisu'.  

Hanya saja mereka tidak bisa bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Karena Gibran dengan berada di Balai Kota Solo.

Baca Juga: Mencuat Isu Politik Dinasti dari Jokowi ke Gibran, Pengamat: Itu Dinamika Demokrasi

"Sesuai dengan moto istilahnya topo bisu, jadi saya tidak bisa memberi tahu atau pengarahan apa-apa. Terima kasih kepada pimpinan Kota Solo, jadi kami tidak bisa apa-apa tidak ada tendensi apa-apa cuma topo bisu," ujar Koordinator aksi, Joko Suranto (56), Senin (16/10/2023).

Menurutnya topo bisu ini digelar agar pemimpin-pemimpin yang menjawab. Untuk ini tidak ada yang lain kecuali topo bisu.

"Ini tidak ada urusannya dengan putusan MK. Sebagai warga Solo saya kira tidak ada komen apa-apa, jadi monggo itu keputusan MK dan kita tidak tahu," ungkap warga Serengan ini.

Ketika ditanya kenapa memilih lokasi Loji Gandrung untuk topo bisu ini, Joko menyebut karena Loji Gandrung ini merupakan rumah dinas wali kota. 

"Kota Solo kalau tidak balai kota Solo atau Loji Gandrung. Dengan topo bisu ini sedikit banyak mengingatkan kepada pimpinan di Solo, supaya Kota Solo tetep damai, tentrem," paparnya.

Baca Juga: PDIP Tahu Jokowi Restui Prabowo di Pilpres 2024, Kini Ketar-ketir Gibran Bakal 'Dibajak' Jadi Cawapres

Joko menjelaskan topo bisu ini merupakan dari nenek moyang dulu sudah ada. Dari nenek moyang dulu yang namanya topo bisu istilahnya 'yen koe tak elingke wegah, yo aku tak meneng wae'. 

"Jadi istilahnya topo bisu ini 'yen koe dielengke karo masyarakat mu ora gelem, kita cuek saja," kata dia.

Joko mengatakan ada sekitar 500 orang yang ikut dalam topo bisu ini. Mereka berasal dari Solo semua.

"Kita penginnya tentrem dan damai," imbuhnya.

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan tidak tahu menahu soal ini. 

"Aku ora mudeng makanya tak tanyain tak datangi. (kaget didemo?) Ora, seneng malahan tak datangi saya tanya keluhannya apa katanya ngak tahu saya ajak ke rumah gak mau. Aku bingung mereka yo bingung jadi serba bingung," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More