SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut Kota Solo sebagai kota toleran nomor 4 di Indonesia.
Gibran juga menyebut jika Kota Solo biasanya di image kan sebagai kota yang kurang toleran, penghasil teroris, tapi sekarang sudah berubah.
Ini disampaikan Gibran dihadapan ribuan umat Buddha dalam acara Wahana Negara Raharja (WNR) yang digelar oleh
Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Hotel Alila Solo, Jumat (29/9/2023).
"Jadi dulu Solo imagenya memang jelek seperti itu. Tapi ketika saya mulai diberikan amanah di sini, ini Solo masuk sebagai kota toleran nomor 9, namun sekarang naik ke nomor 4 kota paling toleran di Indonesia," terang Gibran saat ditemui di Hotel Alila Solo, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga: Relawan Bolone Mas Gibran Dirikan Posko, Dorong Gibran Jadi Cawapres 2024
Gibran menjelaskan masyarakat bebas untuk mengadakan acara keagamaan apapun di Solo. Dulu yang namanya pasang seperti pohon natal takut semua.
"Tapi sekarang saya perbolehkan pasang di depan Balai Kota Solo ornamen natal. Kita perbolehkan juga misal kemarin umat Hindu menggelar festival ogoh-ogoh. Kita perbesar semua acara-acara keagamaan," ungkap dia.
Gibran pun menegaskan akan jadi orang yang pertama kalau ada rumah ibadah yang dipersulit atau yang disegel.
"Kalau ada rumah ibadah yang dipersulit, yang disegel, saya yang paling pertama untuk membuka segelnya kembali," katanya.
Gibran berencana akan menjadikan Kota Solo sebagai kota toleran yang pertama atau kedua di Indonesia. Caranya dengan menggelar acara-acara keagamaan seperti saat ini.
Baca Juga: Wajahnya Dibilang Ngeselin, Gibran Anak Jokowi Nangis Bahas Momen Lahiran
"Iya harus dong kita tingkatkan. Banyak mengadakan acara-acara seperti ini, itu salah satu indikator bahwa Solo ini sudah aman dan dari agama manapun nyaman untuk mengatakan acara besar," ujar dia.
Sementara itu Ketua Umum Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) Pandita Utama Aiko Senosoenoto mengatakan umat MNSBDI ini kebanyakan keturunan Tionghoa, ada juga umat pribumi.
Berharap justru di Solo ini lebih membangun, saling pengertian, kerjasama jadi tidak ada lagi perbedaan antara orang keturunan Tionghoa atau pribumi ini.
"Saya rasa Solo adalah tempat yang tepat untuk lebih membangun suasana itu," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
-
4 Motor Baru QJMotor Meluncur Sekaligus Minggu Ini di Indonesia, Ada Pesaing Yamaha Aerox?
-
Eksklusif dari Jepang: Tifo Suporter Timnas Indonesia Banjir Tepuk Tangan
-
Perang Harga Mobil di China, Geely Ungkit Kasus Tangki Bensin Bermasalah BYD
Terkini
-
Kasus Penggelapan Uang: Mantan Kacab Marketing PT SHA SOLO Dihukum 3,5 Tahun Bui
-
Soal Rumah Hadiah dari Negara, Jokowi Akui Dimintai Masukan Buat Desain
-
Dampak Kasus Ayam Goreng Widuran, Kemenag Mulai Pelaku Usaha Kuliner di Kota Solo
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....