SuaraSurakarta.id - Kuasa hukum korban dosen UIN Raden Mas Said Surakarta Wahyu Dian Silviani (34) sempat protes kepada petugas saat gelar perkara atau rekonstruksi, Selasa (12/9/2023).
Karena dalam rekonstruksi yang digelar ini merupakan versi tersangka sedangkan dari saksi atau pihak UIN Raden Mas Said Surakarta tidak ada yang menjelaskan korban datang dan mengecek ke lokasi pembangunan rumahnya.
Kuasa Hukum Korban, Ainul Yaqin mengatakan di mana rekonstruksi itu dari versi keterangan yang dihadirkan termasuk bukti petunjuk dari media sosial (medsos) UIN Raden Mas Said, bahwa pada hari kejadian almarhum mengisi acara di kampus dari pagi sampai sore.
"Jadi di sini tidak ada percekcokan. Hari ini kan rekonstruksi dari tersangka sedangkan dari saksi-saksi tidak ada yang menjelaskan almarhum ke lokasi tempat pembangunan," terang dia didampingi adik korban, Selasa (12/9/2023).
Kalau dari keterangan tersangka kepada polisi itu percekcokannya terjadi pagi sekitar pukul 08.30 WIB.
"Tadi saya tanya ke tukang lain, tidak ada almarhum itu ke lokasi pagi itu. Jadi itu hanya keterangan dari tersangka tidak didukung oleh saksi yang meringankan," katanya.
Menurutnya adanya percekcokannya itu hanya keterangan dari tersangka tidak didukung sama saksi lain. Oleh karena itu pihaknya menghadirkan saksi untuk menjelaskan almarhum ada di kampus untuk mengisi acara pada, 21 Agustus 2023.
"Acaranya itu namanya studi general. Almarhum itu sebagai narasumbernya dari pagi sampai sore, sehingga tidak ada percekcokan di tanggal 21 Agustus itu," ungkap dia.
"Dari tersangka itu menyampaikan kalau 21 Agustus itu ada percekcokan. Logika kita saja ya, dia sebagai kuli atau guru teladan seharusnya almarhum ini kalau ada komplain itu kepada mandor bukan kepada kenek atau buruh kerja, karena tidak ada hubungannya dengan pembangunan, dia hanya membantu tukang," lanjutnya.
Baca Juga: Suami Bunuh Istri di Cikarang Diancam Hukuman Seumur Hidup, Kakak Korban: Saya Gak Terima!
Ainul pun minta kepada instansi terkait untuk memperdalam motifnya apa yang dilakukan oleh tersangka ini. Karena pada 21 Agustus itu almarhum tidak ada di lokasi.
"Tidak ada percekcokan itu. Bisa dicek ke kampus bahwa pada 21 Agustus itu almarhum mengisi acara dari pagi sampai sore," sambung dia.
Kalau tuntutan dari pihak keluarga untuk tersangka, lanjut dia, sudah jelas pembunuhan berencana. Karena waktu yang dipersiapkan dari tanggal 21 Agustus bolak balik ke sini terus alat juga sudah dipersiapkan.
"Itu seharusnya pasal 340 KUHP tidak perlu dijunto kan lagi, kecuali pencuriannya. Karena cukup jelas terang, waktu sudah disiapkan, alat sudah disiapkan juga, rumahnya hanya berjarak sekitar 1 km, tentunya itu ada niat," paparnya.
Sementara itu adik korban, Almira mengatakan biasanya kakaknya pukul 07.30 WIB sudah siap-siap mau berangkat ke kampus.
"Jam 08.00 WIB sudah di kampus. Itu kebiasaan setiap harinya, kebetulan saya tinggal bareng sama kakak selama di Solo," jelas dia.
Bahkan rekannya ada yang melihat almarhum itu jam 08.30 WIB sudah ada di kampus.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
-
Sebelum Diperkosa dan Dibunuh, Jessica Sempat Ditawari Rp 200 Ribu Oleh Sopir Travel
-
Jessica Sollu Diperkosa Lalu Dibunuh Sopir Travel, Jasadnya Dibuang ke Jurang
-
Kecewa Tidak Lulus Ujian, Siswa di China Tikam Murid Lain: 8 Orang Tewas 17 Luka-luka
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
-
Anjing Setia Bantu Tangkap Pembunuh Pemiliknya di Texas
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Cerita Bahlil Lahadalia Kesengsem dengan Kuliner Soto Fatimah: Rasa Khasnya Paten
-
Kampanye di Sragen, Bahlil Lahadalia Sebut Ahmad Luthfi Punya Jaringan Pusat
-
Tok! Terdakwa Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga Boyolali Divonis Seumur Hidup
-
Blusukan Bareng Respati-Astrid di Proyek Rel Layang Joglo, Jokowi Titip Pesan Ini
-
Jokowi Tanggapi Putusan Bawaslu Soal Prabowo Dukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin