SuaraSurakarta.id - Jelang memasuki tahun ajaran baru, ratusan SD di Solo masih kekurangan siswa saat Proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB.
Bahkan ada satu sekolah yang hingga saat ini baru mendapatkan satu siswa saja.
Melansir Timlo.net--jaringan Suara.com, sebanyak 142 SD negeri di Kota Solo kekurangan siswa, diantaranya SDN Tumenggungan dan SDN Nayu Barat 1.
"Masih ada SDN di Solo minim siswa saat PPDB online yang telah resmi ditutup," kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Abdul Haris Alamsah, Selasa (11/7).
Dia memaparkan, sekolah tepaksa membuka pendaftaran siswa secara offline karena minimnya pendaftaran via online.
"Kami telah mengumpulkan pengawas sekolah yang minim siswa untuk dimintai data dan rekomendasi terkait hasil PPDB 2023," ucap dia.
Untuk sekolah yang saat ini minim siswa, lanjut dia, diimbau tetap memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal. Bahkan, tidak menutup kemungkinan sekolah kurang siswa dilakukan regrouping.
"Sebelum itu dilakukan regrouping, kami memerlukan analisa lebih dalam," kata dia.
Kepala SDN Tumenggungan Solo, Leliy Maria mengatakan, sekolahnya menyediakan 28 kuota siswa pada tahun ajaran 2023/2024. Namun, hanya satu siswa yang mendaftar saat PPDB online.
Baca Juga: Kumpulan Ide Nama Kelompok MPLS Kreatif dan Singkat
"Sampai akhir PPDB 2023, hanya mendapatkan satu siswa dari 28 kuota yang disediakan,” kata Leliy.
Dikatakan, satu siswa tersebut merupakan limpahan dari sekolah lainnya melalui jalur afirmasi. Sedangkan untuk jalur reguler atau zonasi belum ada satu siswa pun yang mendaftar.
"Minimnya jumlah siswa sudah terjadi dari tahun ke tahun. Mulai lima tahun terakhir. Letak geografis sekolah yang berada di tengah kota serta dikepung dengan industri dan pertokoan membuat tidak adanya siswa yang mendaftar," kata dia.
Kepala SDN Nayu Barat 1 Sri Sumiwi Inawangsih mengatakan, sampai akhir PPDB, sekolah baru menerima satu siswa jalur zonasi dan satu siswa jalur afirmasi. Rencana sekolah juga akan membuka pendaftaran secara offline.
"Kami baru dapat dua siswa. Merosotnya jumlah siswa di sekolah tersebut karena adanya tren masyarakat yang memasukkan anaknya ke sekolah swasta unggulan jadi fenomena tiap tahun ajaran baru," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
-
4 Motor Baru QJMotor Meluncur Sekaligus Minggu Ini di Indonesia, Ada Pesaing Yamaha Aerox?
-
Eksklusif dari Jepang: Tifo Suporter Timnas Indonesia Banjir Tepuk Tangan
-
Perang Harga Mobil di China, Geely Ungkit Kasus Tangki Bensin Bermasalah BYD
Terkini
-
Kasus Penggelapan Uang: Mantan Kacab Marketing PT SHA SOLO Dihukum 3,5 Tahun Bui
-
Soal Rumah Hadiah dari Negara, Jokowi Akui Dimintai Masukan Buat Desain
-
Dampak Kasus Ayam Goreng Widuran, Kemenag Mulai Pelaku Usaha Kuliner di Kota Solo
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....