SuaraSurakarta.id - Webinar IP Talks Brand (H)ours, mengangkat tema merek vs desain industri. Dalam webinar kali ini menjelaskan perbedaan perlindungan merek vs desain industri.
Pelaksanaan IP Talks “Brand (H)ours” seri keenam mengangkat 'Merek VS Desain Industri'. Tema ini dipilih berdasarkan aspirasi para peserta pada seri sebelumnya ketika membahas merek non tradisional.
Banyak peserta yang antusias untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai perbedaan antara merek dengan desain industri, serta titik singgung yang menimbulkan kesan adanya tumpang tindih antara keduanya.
Webinar IP Talks Brand (H)ours kali ini dilaksanakan pada Senin 3 Juli 2023, pada pukul 09.30 WIB hingga selesai.
Webinar ini dimulai dengan sambutan dari Direktur Merek dan Indikasi Grafis, Kurniaman Telaumbana dan menghadirkan berbagai pembicara dari para expert di bidang desain.
Di antaranya adalah Ahmad Syarief, MSD, PhD. (Dosen FSRD ITB, Ketua Prodi Desain Produk Indonesia), Rizki Harit Maulana (Pemeriksa Desain Industri DJKI Kemenkumham RI), dan Agung Indriyanto (Koordinator Pemeriksaan Merek DJKI Kemenkumham RI).
Webinar IP Talks Brand (H)ours ini terbuka untuk umum dan diikuti oleh para pengusaha, brand agency, perwakilan perusahaan industry, praktisi, peneliti/akademisi, instansi-instansi terkait pelindungan KI, konsultan KI, hingga pemilik objek kekayaan intelektual .
Kurniaman Telaumbana mengemukakan, dalam praktik yang berkembang dalam masyarakat, merek sering dimaknai secara tradisional yakni terbatas pada tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
"Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman, pesatnya kemajuan teknologi, serta meningkatnya kreativitas sumber daya manusia, menciptakan suatu paradigma baru," terangnya.
Baca Juga: McD Sarinah Buka Kembali, Desain Baru Gerai Dinantikan Pelanggan Setianya
Paradigma baru tersebut, lanjut Kurniaman, di mana daya pembeda pada suatu produk tidak hanya berupa tanda dua dimensi, tetapi muncul pula bentuk non-tradisional yang salah satunya berupa tanda tiga dimensi yang dapat meliputi kemasan suatu produk dan bentuk produk itu sendiri.
"Konsep ini menimbulkan persamaan objek perlindungan antara merek dengan desain industri yang membawa konsekuensi pada terjadinya tumpang tindih pelindungan bentuk tiga dimensi pada merek dan desain industry," jelasnya.
Dalam webinar ini, topik bahasan mengenai perbedaan merek dan desain industri yang sama-sama dapat melindungi bentuk tiga dimensi, syarat dan ruang lingkup perlindungannya berbeda.
Hal ini disebabkan oleh dasar hukum yang menjadi landasan perlindungan merek dan desain industri masing-masing diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berbeda yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis maupun Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
"Secara filosofis, tujuan perlindungan merek adalah sebagai identitas yang menunjukkan asal barang agar suatu produk dapat dibedakan dengan produk serupa di pasar," kata Rizki Harit Maulana.
Selain itu, merek bertujuan untuk membangun dan melindungi reputasi produk terkait dengan jaminan kualitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Tiket Libur Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dari Daop 6 Yogyakarta Masih Tersedia
-
7 Fakta Sengketa Dana Hibah yang Mengguncang Keraton Kasunanan Surakarta
-
Cerita Rasino, Guru Tuna Netra Sejak Lahir di Solo, Punya Metode Mengajar Sendiri
-
Hikayat Absurd Yoedo Prawiro: Polisi Rahasia Klaten Justru Jadi Raja Maling yang Licin
-
4 Link DANA Kaget Spesial Warga Solo, Rejeki Nomplok hingga Rp149 Ribu