Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 09 Juni 2023 | 09:59 WIB
Umat Islam melaksanakan shalat tarawih di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/3/2023). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha].

SuaraSurakarta.id -  Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo masih menyisakan masalah.

Jika sebelumnya karyawan outsourcing menerima gaji tidak utuh dan diterimanya mundur. Kali ini Sub kontraktor pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed mengaku belum mendapatkan bayaran penuh dari kontraktor.

Total uang yang belum dibayarkan secara penuh itu mencapai Rp 150 juta, kepada subkontraktor PT Galang Insan Nusantara ini.

Ahmad Mustaqim, yang menjadi salah satu Subkontraktor PT Galang Insan Nusantara mengatakan mendapat pekerjaan untuk railing tangga menara, railing kembang kawung, dan pemasangan papan petunjuk nama.

Baca Juga: Pos Indonesia dan Uniba Kerja Sama Mekanisme Pembiayaan Pendidikan Mahasiswa via Virtual Account Giropos

Tidak hanya itu saja tapi juga mengurusi pembelian material, pekerjaan proyek, hingga pekerjaan itu selesai 

"Setelah pengerjaan selesai, lalu diklaim tidak ada pembayaran secara penuh," terangnya saat dihubungi, Kamis (8/6/2023).

Ahmad menjelaskan mulai pengerjaan masjid itu Oktober 2022 dari PT Galang Insan Nusantara. Dari pihak kontraktor menargetkan pengerjaan selesai itu 14 November 2022.

"Pengerjaan itu selesai tepat waktu. Tapi masih ada revisi mulai Desember 2022 sampai Februari 2023," katanya.

Ahmad mengaku sudah mencoba menagih, tapi tidak ada pelunasan sampai sekarang. Total piutang dirinya dan warga Yogyakarta dengan PT Galang Insan Nusantara mencapai Rp150 juta.

Baca Juga: Tanyakan Komitmen Kontraktor IPAL soal Perbaiki Jalan Rusak, Pj Walikota Pekanbaru: Kalau Tak Sanggup, ya Bilang

“Saya mencoba menagih, belum ada pelunasan biaya pekerjaan sampai sekarang. Saya juga ditagih para penyedia jasa yang bantu saya,” ungkap dia.

Selama pengerjaan di Masjid Zayed ini, ia melibatkan enam bengkel las. Di mana masing-masing bengkel itu memperkerjakan lima hingga enam orang.

"Saya melibatkan enam bengkel las, itu memang mitra saya. Pemilik bengkel juga kesulitan membayar para pekerja," sambungnya.

"Pernah belanja material dengan total Rp 18 juta, tapi baru dibayar Rp 8 juta. Jadi masih menyisakan utang ke toko Rp 10 juta," lanjut dia.

Menurutnya tidak hanya dirinya saja  yang punya masalah. Ada tiga orang lain yang memiliki pengalaman sama dengan PT Galang Insan Nusantara, ada yang dari Palur (Karanganyar), Kabupaten Rembang, hingga Yogyakarta. 

Ahmad menambahkan sudah mengadu ke Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, termasuk ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Tidak ada respons setiap kali saya mengirim pesan Whatsapp (WA) untuk penagihan. Saya sudah membuat aduan juga ke Pemkot, berharap ini bisa dibayarkan," jelas dia.

Semetara itu Perwakilan PT Galang Insan Nusantara, Uko, mengataka  telah menyerahkan permasalahan ini kepada kuasa hukum perusahaan.

“Semua sudah saya serahkan masalah ini ke kuasa hukum, jadi saya tidak berkomentar,” pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More