SuaraSurakarta.id - Kota Solo berada di peringkat ke-4 sebagai kota paling toleran di Indonesia 2022 versi Setara dengan skor 5,883.
Peringkat ini mengalami peningkatan drastis jika dibandingkan tahun 2021 lalu. Pada tahun 2021, daftar kota paling toleran di Indonesia, Kota Solo ada diperingkat ke-9 dengan skor 5,783.
Pada daftar kota paling toleran di Indonesia tahun 2022, Kota Solo berada di bawah Singkawang (Kalimantan Barat) dengan skor 6,583, Salatiga (Jawa Tengah) dengan skor 6,417, dan Bekasi (Jawa Barat) dengan skor 6, 080.
"Cukup baik toleransi di Solo. Kemarin kita (Solo-red) nomor 9 itu tentunya pencapaian yang tidak mudah, bukan berati tanpa masalah tapi bisa dikondisikan gitu," terang Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Solo, Mashuri, Senin (10/4/2023).
Mashuri menjelaskan sekarang ada di nomor 4 dan banyak sekali indikatornya. Salah satunya adalah di public space Jalan Jenderal Sudirman dipakai untuk hari besar keagamaan di Kota Solo.
"Bisa jadi ke depan di ruang-ruang lain bisa untuk memperingati hari besar keagamaan enam agama di Solo," ujar Ketua PCNU Solo ini.
Selanjutnya yang kedua di Solo sudah ada gema gerakan muda FKUB, pengurus di tingkat kecamatan dan sekarang sudah ada di tingkat kelurahan.
"Memang banyak sekali penilaiannya," imbuhnya.
Menurutnya kegiatan keagamaan minoritas di Kota Solo cukup baik dan tidak masalah. Mereka juga sudah nyaman dan aman tidak ada intimidasi.
Baca Juga: Hatinya Langsung Bergetar Saat Menyanyikan Lagu Deen Assalam, Mahalini Segera Mualaf?
Terkait perijinan tempat ibadah di Kota Solo cukup baik juga tidak ada kendala. Di mana Pemerintah Kota (Pemkot) memberikan fasilitas, dari FKUB pun memfasilitasi, advokasi sekaligus menggratiskan.
"Jadi kita menggratiskan untuk rumah ibadah. Cuma ini ada peralihan peraturan dari IMB ke PPG, tentu mekanismenya berbeda. Jadi ini kami mencoba menyederhanakan jalur distribusi daripada peraturan tersebut," ungkap dia.
Sementara itu Tokoh Tionghoa Solo, Sumartono Hadinoto mengatakan perjuangan untuk menjadikan Solo sebagai kota toleran nomor 4 tidak mudah dan butuh proses.
"Tentunya sekarang kita sudah bisa menikmati hasilnya. Tapi tentunya tidak harus puas di nomor 4 melainkan bisa lebih baik lagi," sambungnya.
Menurutnya menjaga itu lebih baik sulit daripada mewujudkan. Pemerintah bersama stakeholder memberikan tata ruang yang luas untuk masyarakat semua event-event budaya atau religi akan semakin toleransi.
"Karena kalau kita melihat semua event ada di Solo berati semuanya bisa menikmati. Ini semua yang harus kita jaga, karena kalau pemerintah takut menggelar event religi maka akan terus terjadi rasa curiga," papar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp10,3 Triliun, Karanganyar Tertinggi
-
Menggebrak Ekonomi Lokal: 2.100 Pelari Siksorogo Ring of Lawu Ramaikan Tawangmangu
-
Kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, Komisi VII DPR RI Soroti Urgensi Pelestarian Budaya
-
Jokowi Sempat Mengelak Hadiri Reuni Alumni UGM, Ini Respon Iriana
-
Momen Kikuk Jokowi: Ngaku Jenguk Saudara, 'Dikeplak' Iriana: Mau Reuni UGM!