SuaraSurakarta.id - Forum Budaya Mataram (FBM) Sejumlah menyoroti beragam bangunan cagar budaya saat ini banyak yang beralih fungsi. Bahkan, tak sedikit juga terjadi perusakan secara terang-terangan.
Hal ini tentu saja, memprihatinkan banyak pihak mengingat peninggalan sejarah tersebut merupakan rekam jejak peninggalan leluhur untuk generasi mendatang.
Sebut saja perusakan tembok bekas Keraton Kartasura, lalu disusul dengan perusakan tembok di Singopuran, Kabupaten Sukoharjo.
"Lalu, yang terbaru yakni di Dalem Tumenggungan yang merupakan peninggalan Pura Mangkunegaran. Dimana, hak milik dari lokasi itu berpindah tangan dan peninggalannya dirusak," kata Ketua FBM, Dr BRM Kusumo Putro dalam diskusi yang mengusung tema "Menyorot Lemahnya Pelestarian Benda Cagar Budaya di Indonesia", Sabtu (28/1/2023).
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk selalu memberikanb perhatian terhadap pelestarian dan penyelamatan benda cagar budaya.
"Sesuai yang diamanatkan undang-undang, cagar budaya pemeliharaan menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Sedangkan, masyarakat juga harus mengetahui terkait keberadaan benda warisan leluhur itu," harapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menjelaskan, pelestarian budaya menjadi salah satu visi dan misi karena itu menjadi akar dari Kota Solo sendiri.
Menurutnya, pemerintah saat ini belum 100 persen menjalankan amanat dari undang-undang terkait pelestarian cagar budaya.
"Selain terbentur dengan tingginya anggaran yang harus dikeluarkan juga banyaknya warisan leluhur bangsa yang belum terinventarisir secara jelas," paparnya.
Di sisi lain, sudah banyak bangunan maupun benda cagar budaya yang beralih kepemilikan. Entah dijual oleh pemilik secara langsung maupun kepada anak cucu mereka.
"Nah, ini kan jadi susah. Sudah turun temurun. Di satu sisi terbentur masalah anggaran. Disisi lain, juga sudah berpindah kepemilikan. Padahal, ini merupakan rekam jejak dari sejarah Bangsa Indonesia yang mana dulu merupakan sebuah kerajaan," jelas Teguh.
Disinggung terkait anggaran untuk membentengi bangunan cagar budaya agar tetap seperti aslinya, Teguh mengaku, nilainya mungkin sangatlah tinggi.
Dia mengambil contoh terkait dengan revitalisasi Taman Pracima di Pura Mangkunegaran yang menghabiskan miliaran rupiah. Sedangkan, jika bicara tentang Keraton Solo bisa mencapai triliunan.
"Jika bicara kesatuan ya, wilayah Keraton Solo itu mencapai Laweyan sampai Jembatan Mojo. Hitung sendiri itu sampai berapa. Yang Mangkunegaran saja, nilainya segitu. Kalau bicara wilayah keseluruhan nilainya bisa sangat besar," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Dualisme Keraton Solo: Fadli Zon Undang Raja Kembar, Hangabehi Datang, Purboyo Pilih Urus Kuliah
-
Akhir Tahun di Solo: Berburu 5 Kuliner Malam Legendaris yang Tak Terlupakan
-
Satgas Pangan Polri 'Berjibaku' Menembus Tantangan Geografis demi Harga Beras Murah
-
Jadwal KRL Solo-Jogja Terbaru Jumat 12 Desember 2025, Cek Jam Keberangkatan dari Palur!
-
Miris! Kondisi Bangsal Pradonggo Keraton Kasunanan Surakarta sudah Disanggah Puluhan Bambu