SuaraSurakarta.id - Panggung Sangga Buwana merupakan salah satu bangunan yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Menara tersebut merupakan icon keraton dibangun pada tahun 1708 tahun Jawa atau 1728 Masehi oleh Paku Buwono (PB) III.
Bangunan cagar budaya tersebut memiliki tinggi sekitar 36 meter ini terletak di kompleks Kedhaton Keraton Kasunanan Surakarta.
Letak bangunannya itu segaris lurus dengan jalan keluar Kota Solo menuju Wonogiri.
Baca Juga: Bungahnya Cicit PB XII Bisa Menari Lagi di Sasana Marokoto Keraton Solo
"Itu tidak ada kerajaan di Asia Tenggara itu yang punya menara seperti itu," ujar Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, panggung Sangga Buwana ini tidak hanya icon Keraton Kasunanan Surakarta saja tapi juga Indonesia. Saat ini masih kokoh berdiri meski usianya sudah puluhan tahun.
Nama Panggung Sangga Buwana berasal dari kata 'panggung' yang berati panggung atau bangunan yang tinggi.
Lalu 'sangga' yang memiliki arti diangkat dari bawah. Serta 'buwana' yang berati jagad atau dunia alam semesta.
Gusti Moeng menjelaskan, dulu panggung Sangga Buwana dipakai untuk melihat sekitar kerajaan. Tapi yang utama itu untuk mengawasi tentara Belanda di Benteng Vastenburg yang berada di sebelah utara keraton.
Baca Juga: Upacara Tingalan Dalem Jumenengan Keraton Solo, PB XIII Bakal Dikirab dengan Kereta Pusaka
"Dulu dipakai untuk mengawasi tentara Belanda di Benteng Vastenburg. Jadi akan tahu aktivitasnya, termasuk yang ada di sekitarnya," terang putri PB XII ini.
Selain itu di panggung Sangga Buwana juga untuk tempat berdoa dan bermeditasi Sinuhun. Juga untuk lokasi bertemunya raja dengan Kanjeng Ratu Kencana Hadisari atau Ratu Laut Selatan.
"Dulu untuk berdoa dan meditasi Sinuhun. Jadi memiliki fungsi spiritual juga," ungkap dia.
Panggung Sangga Buwana sendiri berbentuk menara yang menjulang tinggi dan tampak dari jauh. Bangunan dari Panggung Sangga Buwana disebut juga 'Hasta Wolu' atau segi delapan.
Ada empat tingkat Panggung Sangga Buwana. Pada bagian atas disebut tudung saji, ada lambang berbentuk mengendarai naga di puncak menara atau sengkala tahun yang berbunyi Naga Muluk Tinitihan Jalma. Artinya itu melambangkan tahun pembuatan bangunan.
Pada tingkat tiga menghadap arah utara dan terdapat sebuah jam besar yang dapat berbunyi dengan sendirinya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
-
6 Mobil Termurah di Indonesia 2025, Harga Baru Bukan Bekas cuma Rp 100 Jutaan
-
5 Rekomendasi HP Gaming Rp 4 Jutaan Terbaik Juni 2025. Performa Ngebut Libas Semua Game
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
-
Kisah Pilu dari Ngaran Krajan: Kampung Juru Kunci Candi Borobudur yang Digusur dan Dilupakan
Terkini
-
Kasus Penggelapan Uang: Mantan Kacab Marketing PT SHA SOLO Dihukum 3,5 Tahun Bui
-
Soal Rumah Hadiah dari Negara, Jokowi Akui Dimintai Masukan Buat Desain
-
Dampak Kasus Ayam Goreng Widuran, Kemenag Mulai Pelaku Usaha Kuliner di Kota Solo
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....