SuaraSurakarta.id - Sejumlah seniman asal Yogyakarta melukis dinding luar bangunan Lapas Kelas II A Yogyakarta.
Didukung perusahaan cat asal Karanganyar INDACO dengan produknya Belazo, dinding bangunan yang berlokasi di Jl Taman Siswa No 6, Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta itu diubah menjadi grafity dan mural yang enak dipandang maya.
Lokasi itu juga menjadi spot selfie baru bagi masyarakat umum.
Beragam konsep, dituangkan para seniman dalam mengekspresikan karya street art di permukaan tembok Lapas. Termasuk konsep grafity yang mengangkat tema G20.
Baca Juga: Tanpa Carlos Fortes dan Jonathan Cantillana, PSIS Semarang Dihajar Tim Liga 2
Kepala Lapas Kelas II Yogyakarta Soleh Joko Sutopo mengungkapkan, pembuatan grafity dimulai Minggu (13/11/2022) hingga beberapa hari, oleh sejumlah seniman asal Kota Gudeg.
"Yang dipakai adalah dinding sisi luar di bagian depan, kanan dan kiri bangunan. Hari ini, kegiatan masih berlanjut, karena sebelumnya sempat terhenti karena hujan," katanya, Sabtu (26/11/2022).
Warga binaan Lapas, menurut Soleh, ikut membantu mempersiapkan dinding yang akan dilukis. "Warga binaan mengecat dinding dengan warna dasar dulu, sebelum dilukis para seniman," terangnya.
Tema mural, menurutnya, tidak dibatasi. "Kami serahkan pada para seniman, sesuai ciri khas masing-masing. Yang penting tidak SARA, tidak porno. Lebih menonjolkan karya seni. Tapi ada juga yang mengangkat tema G20 dalam karyanya," lanjutnya.
Selain didukung INDACO, pembuatan grafity tersebut juga mendapat dukungan penuh dari stakeholder di lingkungan sekitar Lapas.
Baca Juga: Terkuak Gambar Legendaris Anak SD Dua Gunung dan Sawah Ternyata Ada Wujud Aslinya di Jawa Tengah
"Kebetulan, letak Lapas ini bersebelahan dengan kampung wisata. Jadi kegiatan ini didukung sepenuhnya perangkat pemerintahan setempat," paparnya.
Soleh menambahkan, pembuatan grafity di Lapas dimaksudkan sebagai partisipasi dan bentuk dukungan, atas terselenggaranya kegiatan G20 di Indonesia.
"Ini bentuk partisipasi dari kami. Ikut bangga, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan dunia, yang dihadiri para kepala negara. Sekaligus juga memberi ruang berekspresi bagi seniman Kota Yogyakarta, yang sempat kekurangan ruang ekspresi karena pandemi Covid-19," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Pisang dengan Selotip Karya Maurizio Cattelan Terjual Rp98 Miliar
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Usai Cuti Kampanye, Basri Rase Gelar Rapat Perdana Bersama OPD, Bahas Apa?
-
Thom Haye hingga Ragnar Oratmangoen Punya KTP DKI Jakarta, Nyoblos di TPS Mana?
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Desas-desus Shell Mau Hengkang dari RI Masih Rancu, SPBU Masih Beroperasi
Terkini
-
Bekuk Pelaku Penyalahgunaan Narkoba, Polres Sukoharjo Sita Barang Bukti 103,53 Gram Sabu
-
Waspada! Kasus DBD Masih Mengancam, Ini Dia Fakta Terbaru dari Boyolali
-
Termasuk 'Si Anak Hilang', Persis Solo Sumbang Dua Pemain ke Piala AFF 2024
-
Panwascam Banjarsari Segel 2 Kamar Indekos yang Simpan Beras dari Salah Satu Paslon
-
Longsor Hantam Rumah Warga di Kalikobok Sragen, Begini Kronologinya