Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 15 November 2022 | 10:30 WIB
Ilustrasi ice coffee / es kopi. Gaya hidup masyarakat Indonesia turut menyumbang tingginya kasus diabetes. Kebiasaan mengonsumsi gula yang terus meningkat khususnya pada kalangan muda jadi contohnya. (Pexels)

Bagi mereka dengan kondisi tubuh sehat dan tidak berisiko tinggi terhadap diabetes, maka dapat melakukan pemeriksaan gula darah setahun sekali.

Sementara orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau memiliki riwayat keluarga penderita diabetes, mengalami obesitas, serta berusia 40 tahun ke atas disarankan memeriksakan kadar gula darah lebih sering sesuai petunjuk dokter.

Dia mencatat prevalensi diabetes akan sulit ditekan jika masyarakat masih terus terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021, terdapat sekitar 19,5 juta orang Indonesia berusia 20-79 tahun yang mengalami diabetes di Indonesia.

"Kebiasaan minum dan makanan manis dalam jumlah banyak dan rutin dapat membuat tubuh mengalami resistensi insulin," kata Fridolin dikutip dari ANTARA pada Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Sering Minum Alkohol hingga Gaya Hidup Buruk Bisa Jadi Penyebab Terpapar Pneumonia

Resistensi insulin yakni sel-sel tubuh tidak mampu menggunakan gula yang masuk ke dalam tubuh karena terjadi gangguan respon insulin atau dikenal dengan prediabetes. Insulin berguna untuk membantu proses metabolisme gula darah.

"Jika tidak segera diobati maka dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit diabetes dan penyakit komplikasi lainnya, seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, dan disfungsi ereksi karena diabetes adalah 'induk' dari segala penyakit degeneratif," ujar Fridolin.

Head of Digital Channel Sequis, Antonius Tan menambahkan, mengurangi konsumsi asupan yang manis dan menjalankan pola hidup sehat termasuk bentuk proteksi dari dalam agar terhindar dari masalah kesehatan yang bisa menggerus harapan hidup.

Menurut dia, tubuh yang sehat akan memampukan orang-orang beraktivitas. Namun, sambung dia, mereka juga sebaiknya mempertimbangkan proteksi dari luar karena pertambahan usia tidak dapat dihindari.

Selain itu, kondisi tubuh berisiko semakin rentan dan lingkungan yang semakin buruk dapat membuat tubuh terpapar polusi dan rentan terinfeksi virus, jamur, atau bakteri.

Baca Juga: Terpopuler Lifestyle: Arti Nafkah Batin dalam Syariat Islam, Barang Mewah Keluarga Presiden Jokowi

Dia mengatakan, proteksi dari luar dapat dilakukan dengan berasuransi guna menghindari tergerusnya tabungan dan aset akibat biaya yang besar untuk pengobatan medis.

Load More