SuaraSurakarta.id - Tumbuh kembang anak perlu dipantau sejak dini. Dengan Mengarahkan, dan menstimulasi, bisa berdampak ke prilaku anak yang bisa tumbuh dengan baik.
Psikolog Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog mengatakan berbelanja bisa menjadi salah satu cara untuk menstimulasi atau melatih kognitif anak, salah satunya dalam mengambil keputusan.
"Anak-anak diminta berbelanja sesuai dengan aturan yang diberikan. Perbedaannya makin dewasa, jenis aturannya berbeda dan mungkin jumlah belanjanya kita bedakan," kata Ratih dikutip dari ANTARA pada Jumat (28/10/2022).
Ratih mengatakan, melalui cara ini, orang tua bisa mengukur perkembangan kognitif anak dan melihat apa yang bisa dibantu meningkatkan stimulasi kognitif pada anak.
Di sisi lain, ada berbagai cara untuk membantu melatih sekaligus menstimulasi perkembangan anak berdasarkan delapan parameter perkembangan kognitif misalnya bermain puzzle untuk anak berumur satu hingga dua tahun.
Menurut Ratih, lewat bermain puzzle anak juga dilatih perhatian, fokus, psikomotor, logika dan penalarannya. Orang tua bisa meminta anak menyusun puzzle-nya dengan menggunakan gambar yang familiar.
"Semakin tinggi usia anak maka gambarnya semakin rumit dan kepingan jumlah puzzle-nya bertambah. Ini adalah bagaimana kita memberikan pelatihan dan stimulasi kognitif anak," kata Ratih.
Selain itu, orang tua juga dapat mengajak anak menyusun balok atau lego. Kegiatan ini walau tampak sederhana tetapi ini salah satu bentuk latihan untuk mengoptimalkan kognitif anak.
Ratih menyebutkan, ada delapan parameter dalam perkembangan kognitif, yakni meliputi perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, psikomotor, logika, penalaran dan pengambilan keputusan.
Baca Juga: Istri Ridwan Kamil Ingatkan Sesibuk Apa pun Seorang Ayah, Perannya untuk Anak Harus Dipastikan Ada
Pada psikomotor misalnya, yakni melalui gerak anak, orang tua bisa melihat bagaimana perkembangan kognitif mereka. Ini melibatkan gerakan otot besar seperti berjalan, berjinjit, berlari. Sementara gerakan motorik halus melibatkan jari-jari tangan bagaimana dia memegang alat tulis, mengambil makanan dan memasukkan ke dalam mulut.
"Anak-anak juga bisa kita lihat bagaimana cara dia berlogika, berpikir, melakukan penilaian yang tepat. Sejak usia dini itu bisa kita lihat observasi dan latihkan pada anak-anak. Kita bisa ajak anak mulai mengambil keputusan atas dasar kemampuan dia sendiri misalnya mau makan nasi atau bubur," kata Ratih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Momen Adem PB XIV Hangabehi Salaman dengan Kakaknya, GKR Timoer: Dia Tetap Adik Saya
-
Drama Keraton Surakarta Memanas Lagi, Aksi Bongkar Gembok Pintu Keraton Coreng Kunjungan Pemerintah
-
Usai Temui Jokowi, Ratusan Relawan Semut Ireng Langsung Gabung ke PSI?
-
Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar
-
Program Makan Bergizi Gratis Jadi Ladang Cuan Baru Emak-emak Lumajang