SuaraSurakarta.id - Anak Yusuf Mansur, Wirda Mansur baru-baru ini tengah jadi sorotan usai mengaku mendapat mobil dari hasil sedekah.
Wirda Mansur menyebut jika ia memberi uang sebanyak Rp50 juta pada Yusuf Mansur dalam niat untuk bersedekah.
"Ya, ini sedikit sih, tapi doain, ya, Pah, buat cita-cita aku, buat impian aku," ucap Wirda.
Wirda mengaku sedang ingin membeli mobil. Namun, niatnya diurungkan karena ia ingin mempercayai keajaiban setelah bersedekah.
"Karena ada yang bilang kalau kita ngasih, Allah pasti kasih lebih. Bahkan bisa dikasih 700 kali lipatnya. Terus tiba-tiba bokap gue bilang, 'Kak, ada tamu nih ke rumah,' gue disuruh nemenin tamunya," kata Wirda.
"Terus nyamperin ke rumah bertemu sama beliau, gue nggak ada bilang soal mobil. Gue tahu sedikit tentang mobil terus gue ceritalah tentang velg," lanjut Wirda.
Kemudian, dalam video tersebut Wirda Mansur sambil menangis tak menyangka bahwa orang yang datang ke rumahnya itu benar-benar memberikannya mobil. Wirda pun menjelaskan bahwa mobil tersebut senilai Rp1,4 Miliar yang dilihat dan diinginkannya.
Namun penuturan Wirda Mansur di atas justru mendapat kritikan dari salah satu aktivis Gusdurian, Kalis Mardiasih.
Lewat akun twitternya, Kalis Mardiasih menjelaskan konsep sedekah yang benar dalam agama Islam yang tertuang dalam Al-Quran surat Al-Hasyr.
Baca Juga: Pakai Gaji Bulanan, Bagaimana Hitungan Sedekah dalam Islam?
"Kritik buat Mbak Wirda thing, sedekah dalam Islam adl distribusi pendapatan. dalam Islam kekayaan gak boleh ditimbun, harta kita bukan 100% milik kita. Kita bukan ngasih tapi mengembalikan hak kaum marjinal," ujar Kalis Mardiansih.
Kalis Mardiasih juga menilai pemahaman konsep sedekah Wirda yang semata-mata berharap mendapat kekayaan yang lebih itu berbahaya sekali.
"Jadi menganggap orang yang berhak menerima sedekah semata objek. Kemiskinan jadi objek poverty porn buat orang-orang kaya. Bukan malah mempertanyakan konsep adil. Kenapa mereka miskin dan saya kaya banget?," jelas Kalis Mardiasih.
"Tujuannya jadi malah bukan distribusi pendapatan untuk membagi kesejahteraan kepada kelompok marjinal, mikirin gimana biar bisa sustain. Tapi berfokus ke diri sendiri, gimana biar makin kaya lagi. Sedekah bukan begini. Itu pejabat namanya," sambungnya.
Kalis Mardiasih secara tegas mengingatkan kalau bersedekah itu diniatkan untuk mengembalikan hak-hak milik orang lain. Bukan berharap mendapat balasan yang lebih besar dari sedekah.
"Mari sama-sama mengingatkan diri, kalau kita ngasih sedekah itu kita sedang mengembalikan hak mereka-mereka yang karena kita, mereka kehilangan akses buat sekadar makan, hak tempat tinggal yang layak dan aman, hak buat sekolah, dan lain-lain. Itu hak mereka, barangkali kita bagian dari yang zalim," tandas Kalis Mardiasih.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
6 Mesin Cuci LG Terbaik di Promo 12.12 2025
-
5 Fakta Dibalik Latihan Tari Bedhaya Ketawang di Keraton Surakarta Saat Masa Berkabung
-
7 Fakta Pelantikan 50 Abdi Dalem Keraton Solo, Diisi Pejabat hingga Tokoh Nasional
-
Keraton Solo Terbelah, Peringatan 40 Hari Wafatnya PB XIII Digelar Dua Kubu di Hari Berbeda
-
Kejari Solo Selidiki Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI, Periksa 30 Saksi dan Sita Rp320 Juta