SuaraSurakarta.id - Kementerian BUMN terus bertransformasi untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Salah satunya memastikan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bermanfaat bagi masyarakat.
Menggandeng Sucofindo, Kementerian BUMN menggelar Bimbingan Teknis dan Workshop Pengukuran Dampak Program TJSL metode Social Return On Investment (SROI) Batch II di The Sunan Hotel Solo, Kamis (13/10/2022).
Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN Edi Eko Cahyono menjelaskan, sehingga perlu penghitungan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan melibatkan Sucofindo.
"Sesuai dengan arahan Pak Menteri BUMN, Pak Erick Thohir, kami diminta untuk bertransformasi dalam program TJSL ini," kata di Eko Cahyono.
Ia mengatakan untuk transformasi utamanya adalah memastikan dampak apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan di bawah BUMN betul-betul dirasakan oleh masyarakat.
"Maka untuk mengetahui sejauh mana sudah dirasakan oleh masyarakat, stakeholder, kita perlu mengukurnya. Sesuai jenis program kegiatan, yang paling berterima secara umum adalah social return on Investment yang saat ini sedang kami pelajari bersama," jelasnya.
Selanjutnya, hasil dari pengukuran tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk kemudian menjadi pembelajaran ke depan. Ia berharap manfaat TJSL dapat terus meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
"Misalnya UMKM sudah sejauh mana memberikan manfaat bagi masyarakat. Perusahaan BUMN sudah membina, bagaimana manfaatnya, selanjutnya dihitung secara kuantitatif, misalnya kita sudah memberikan pelatihan kepada UMKM bagaimana mengemas sebuah produk," paparnya.
Baca Juga: Transformasi BUMN Jadi Bagian Transparansi dan Good Corporate Governance
Terkait hal itu, pihaknya menggandeng PT Sucofindo yang sudah berpengalaman melakukan pengukuran serupa. Pada kesempatan tersebut melibatkan sebanyak 135 peserta dari sekitar 50 BUMN dan anak perusahaannya.
"Kami berharap teman-teman bisa memahami dan hands on menghitung apa manfaatnya dan merencanakan program ke depan," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sucofindo Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan setiap perusahaan BUMN memiliki program TJSL dan setiap programnya berbeda satu sama lain.
Untuk melakukan pengukuran dampak program TJSL, dikatakannya, harus menunggu program tersebut selesai terlebih dahulu.
Selanjutnya, dari perusahaan akan ada pengukuran data, misalnya berapa banyak anggaran yang sudah keluar, siapa penerimanya, dan untuk kegiatan apa anggaran tersebut.
"Selanjutnya ada atau tidak perbedaan hasil antara sebelum ada bantuan dengan sesudah. Ada atau tidak hasilnya, seberapa besar selisihnya, apa ada perubahan, bukan hanya jadi lebih sejahtera tetapi juga kepuasan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
KGPAA Purbaya Diklaim Sebagai Raja Baru Keraton Solo, Ini Penjelasan Adik PB XIII
-
Puspo Wardoyo Berduka untuk PB XIII: Punya Kedekatan Khusus dengan Keraton Sejak Sekolah
-
Melayat Mendiang PB XIII, Sri Sultan Hamengkubuwono XSinggung Soal Regenerasi
-
Kawalan Berlapis Polresta Solo: Jenazah Raja PB XIII Diantar dengan Keamanan Tingkat Tinggi
-
Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Paku Alam X Melayat dan Beri Penghormatan Terakhir untuk PB XIII