Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:07 WIB
ilustrasi obat sirup. [pexels.com/Towfiqu barbhuiya]

SuaraSurakarta.id - Tragedi mematikan sebanyak 66 bocah tewas mengenaskan usai minum obat batuk berupa sirup.

Diketahui, bahan obat batuk pabrikan asal India yang berasal dari perusahaan bernama Maiden Pharmaceuticals Ltd berasal dari bahan detergen dan penghapus cat.

Kejadian memilukan itu terjadi di negara Gambia, Afrika menjelang pertengahan Oktober 2022 lalu.

Saat itu, negara Gambia sedang kewalahan dengan resesi ekonomi dan elektabilitas keuangannya. Sehingga tidak mampu membeli secara standar resmi WHO atau segi internasional. Jadinya negara yang sanggup mereka beli, yakni India.

Baca Juga: MIRIS! Begini Penjelasan Kapolri Soal Aturan Gas Air Mata, Sudah Tahu tapi Masih Dibawa Bahkan Ditembakkan ke Tribun Aremania

Melansir Hops.id--jaringan Suara.com dari Hindustantimes.com, obat batuk yang diimpor langsung dari India itu diwartakan mengandung zat bernama Dietilen Glikol.

Dimana memiliki prinsip yang sama dengan penghapus cat atau Thinner dimana disebut sebagai Aseton.

Awalnya, anak-anak di Gambia rentan terhadap polusi pabrik dan lingkungan yang tidak bersih. Jadinya mereka diberi obat batuk untuk meredakan gejalanya.

Padahal, Gambia sendiri memiliki pasokan banyak obat-obatan selain obat batuk. Namun apa daya banyak pasar gelap menjualnya ke negara lain untuk diekspor dan tidak ada yang tersisa.

Sehngga mereka memilih jalan untuk meminta bantuan dari negara India.

Baca Juga: Stadion Kanjuruhan Jadi Neraka di Tangan Aparat, Sulastri hanya Pasrah Saat Gas Air Mata Melumpuhkanya, Suami Korbankan Nyawa demi Cucu

Selaiitu pada tanggal 7 hingga 9 Oktober lalu. Pihak perwakilan WHO, mensurvei dan menemukan banyak obat yang tidak memiliki sertifikasi keakuratan dan standar keselamatan.

Diilhami sebagai obat murah. Tentu dapat membahayakan rakyat di Gambia. Itu pun baru ketahuan sekarang.

Apalagi yang lalu namun tak terlihat dan tidak ketahuan pihak PBB. Pasti akan menimbulkan banyak permasalahan di bidang domestik hingga ke negara lainnya.

Load More