Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 03 Oktober 2022 | 07:47 WIB
Ilustrasi Abu Janda aparat pada tragedi kanjuruhan. Diketahui Penggunaan gas air mata sendiri memang dilarang pada aturan FIFA untuk digunakan di dalam stadion, Abu Janda menyebut jangan hanya menyalahkan aparat, tapi juga suporter [Twitter]

SuaraSurakarta.id - Tembakan gas air mata diduga jadi biang pemicu jatuhnya ratusan korban jiwa di tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Penggunaan gas air mata sendiri memang dilarang pada aturan FIFA untuk digunakan di dalam stadion.

Ribuan suporter Aremania juga turut mempertanyakan pihak keamanan soal penggunaan gas air mata saat menggelar doa bersama di Jalan Semeru Kota Malang, (02/10/2022).

Salah satu orator Fanda Ardianto mengatakan, agenda serupa akan terus digelar selama tujuh hari dan menunggu perkembangan proses hukum pengusutan Tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Pemicu Tragedi Kanjuruhan versi Aremania Batur, Dimulai dari 2 Orang ke Lapangan Minta Foto dengan Pemain Arema

"Harus ada tersangka. Ratusan orang dibunuh di depan mata ribuan orang. Masak satu tersangka saja satu hari gak bisa. Kan gak masuk akal," ujarnyanya dikutip pada Senin (3/10/2022). 

Bahkan ia menilai bahwa tragedi di kandang Singo Edan julukan Arema FC tersebut sebagai bentuk aksi pembantaian.

"Kalau di Peru itu kecelakaan, bencana karena tribun jatuh. (Sedangkan) di Indonesia ini pembantaian. Gimana gak dibantai, ditembaki gas air mata tapi pintu ditutup. Gimana gak banyak orang meninggal, banyak anak kecil," ujarnya.

Terkait advokasi bagi korban, lanjut dia, pihaknya juga telah menggandeng kuasa hukum atau pengacara.

"Kami akan terus mengawal proses hukum dan mendorong keadilan ditegakkan seadil-adilnya," tegasnya.

Baca Juga: Saat Ketua PSSI Iwan Bule Ucap Hadirin yang Berbahagia di Konpers Tragedi Kanjuruhan Malang, Berujung Desakan Mundur

Namun di mata pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda menilai aparat keamanan bukan salah satu pihak yang bersalah atas tragedi Kanjuruhan.

Ia membeberkan semua pihak yang terlibat dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya lah yang bersalah dan harus bertanggungjawab.

"Jangan cuma menyalahkan aparat soal gas air mata," buka Abu Janda melalui akun instagramnya.

"Suporternya salah bikin onar nyerang pemain official dan nyerang aparat. Panpel juga salah, udah diimbau untuk batasi tiket tidak nurut, diimbau majukan jam pertandingan juga tidak manut. Intinya semua salah," tambahnya.

Abu Janda lantas mendoakan yang terbaik untuk para korban yang jumlahnya mencapai 125 orang.

"Semoga amal ibadah korban diterima di sisiNya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," tandas Abu Janda.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More