SuaraSurakarta.id - Banyak yang beranggapan jika sampah plastik tidak bermanfaat, sehingga banyak dibuang oleh warga.
Tapi bagi warga Dukuh Kebak RT 03 RW 13 Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Purwanto (40), sampah plastik sangat bermanfaat sekali.
Di tangan Purwanto ini, sampah plastik diolah menjadi bahan bakar alternatif, yakni minyak tanah, premium dan solar. Hasilnya dipakai para perajin genteng yang ada di desanya.
"Ini pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Ternyata sampah plastik itu bisa diolah," ujar dia saat ditemui, Rabu (28/9/2022).
Ia mengolah sampah plastik ini dilakukan sejak tahun 2018 lalu. Ide ini muncul karena, ia merasa prihatin banyak sampah plastik yang menumpuk dan berserakan di pinggir atau sungai.
Lalu muncul ide atau gagasan untuk mengolah sampah plastik, hanya saja belum tahu dibuat apa. Cari referensi lewat internet dan menemukan pengolahan sampah plastik yang bisa dibuat bahan bakar alternatif.
Awalnya mencoba dengan alat sederhana selalu gagal, tapi lama-lama berhasil.
"Ide ini muncul dari keprihatinan melihat sampah plastik yang menumpuk dan berserakan. Awalnya itu mencoba pakai alat yang bahannya plat besi, awal-awal itu belum berhasil, warnanya keruh dan hitam belum bisa memilah jadi satu," katanya.
Alat yang dipakai saat awal-awal menggunakan mesin manual dengan mengandalkan kayu bakar untuk pembakaran dan kapasitas masih kecil 2-3 kilogram sampah.
Baca Juga: Sulitnya Nelayan di Lampung Timur Mendapatkan Solar karena Terbentur Birokrasi
Namun, mulai tahun 2019 memakai alat yang lebih modern bantuan dari Menteri Perindustrian.
Untuk proses pengolahan, awalnya memilah sampah plastik yang sudah terkumpul. Sampah plastik yang bisa diolah itu yang tidak mengandung alumunium foil, setelah dipilah dikeringkan.
Setelah kering baru dimasukan ke tungku reaktor hingga penuh selanjutnya ditutup rapat biar asapnya tidak keluar.
"Yang diambil itu dari asapnya dan menghasilkan tiga jenis bahan bakar. Nanti yang asapnya berat itu menjadi solar, sedangkan yang ringan menjadi minyak tanah dan premium," papar dia.
Kapasitas alat ini bisa memasukan sekitar 20 kilo sampah plastik dan menghasilkan antara 15-17 liter. Yang paling banyak itu menghasilkan solar hingga 12 liter, sisanya minyak tanah dan premium.
"Untuk pengadaan sampah plastik, saya menggandeng bank-bank sampah yang ada di desa. Jadi tidak masalah dan tidak merasa kesulitan, stoknya selalu ada," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
DANA Kaget Spesial Warga Solo: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Gas Linknya Lur!
-
7 Wisata Dekat Pasar Gede Solo yang Paling Cocok untuk Healing di Akhir Pekan
-
PB XIV Mangkubumi Akui Belum Pikirkan Jumenengan, Masih Masa Berkabung, Fokus 40 Hari
-
Blak-blakan Soal Bebadan Baru Keraton Solo, PB XIV Purboyo: Tiap Generasi Punya Waktunya
-
Misteri SK Ketua PDIP Jateng: FX Rudy Definitif Gantikan Bambang Pacul? Teguh Prakosa Buka Suara