SuaraSurakarta.id - Jika biasanya rotan dipakai untuk membuat berbagai macam furnitur. Tapi bagi perajin rotan di Desa Luwang, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, rotan dibuat peti jenazah atau mati yang unik.
Bahkan, hasil karya peti jenazah dari rotan ini tembus di pasar internasional dibeberapa negara seperti Belanda, Australia, Inggris, hingga Amerika Serikat (AS).
Karakteristik rotan yang mudah terurai oleh tanah dan lunak dinilai lebih ramah lingkungan.
"Jarang memang yang buat peti jenazah. Di sini hanya ada dua, salah satunya saya tapi yang kecil tidak banyak," ujar perajin peti jenazah, Purwanto (43) saat ditemui, Sabtu (24/9/2022).
Baca Juga: Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Tim Pakai Motor Bronjong Antarkan Paket Sembako
Warga Desa Luwang, Kecamatan Gatak, Sukoharjo ini awalnya cuma coba-coba saya membuat peti jenazah dari rotan sejak 17 tahun lalu. Lama-lama jadi ketagihan hingga saat ini, karena dari awalnya itu fokus di furnitur.
Purwanto menceritakan, awalnya itu ada buyer dari Belanda yang sudah punya perwakilan di Indonesia yang cari perajin kemudian ketemu. Mereka menawarkan bisa tidak membuat peti jenazah.
"Lalu bicara-bicara, mulai bikin sampel dan sebagainya. Buyernya pun datang kesini selama 2-3 minggu untuk bikin sampel, lalu oke dan berjalan sampai sekarang," ungkapnya.
"Memang itu permintaan dari buyer, jadi bukan produk sendiri. Mereka sudah ngasih desain, ngasih spek ukuran dan yang lainnya untuk bikin peti," sambung dia.
Pengiriman atau ekspor pertama itu ke Belanda, kemudian ada masuk lagi ke Inggris, Australia, dan sempat ke Amerika Serikat (AS) tapi tidak banyak.
Baca Juga: Timbun 50 Liter Solar Bersubsidi, Pria Asal Sukoharjo Diciduk Polisi, Ini Kronologinya
Awalnya di negara-negara tersebut pet jenazahnya pakai kayu dan itu harganya lebih mahal. Lalu ada organisasi ramah lingkungan itu minta agar peti jenazah tidak pakai kayu tapi peti yang ramah lingkungan.
Proses pembuatan satu peti mati rotan mulai dari pemilahan bahan, penganyaman, hingga finishing. Waktu yang diperlukan tergantung peti dibuat, biasanya satu peti satu hari tapi ada juga yang sampai sekitar dua hari.
"Awalnya ada permintaan peti mati yang ramah lingkungan, dari rotan, pelepah pisang, dan enceng gondok. Yang tidak merusak hutan," katanya.
Dalam satu bulan, Purwanto mampu mengirim 400-500 peti jenazah dari rotan. Harga peti mati rotan bervariatif mulai Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Harganya juga tergantung dari bahan, kerumitan anyaman hingga finishing.
Peti jenazah yang dibuat mulai buat anak-anak, dewasa, atau orang atau. Untuk ukurannya disesuaikan dengan dengan tinggi orang Eropa, ada yang berukuran 170 sentimeter sampai 2 meter.
Saat pandemi Covid-19 kemarin, permintaan peti jenazah meningkat hingga 30 persen.
Saat pandemi, Purwanto pernah mengirim sembilan kontainer berisi peti ke luar negeri. Satu kontainer itu berisi sekitar 100 peti jenazah.
"Pas pandemi kemari sangah pengaruh ke pengiriman, nyari kapal yang murah. Yang sulit itu cari kontainer harus jauh-jauh hari pesannya," jelas dia.
Hingga saat ini permintaan terus berdatangan, tapi bukan berarti usahanya tidak ada kendala. Persediaan bahan baku semakin langka.
"Kesulitan tidak begitu, paling kalau ada bahan baku yang terlambat. Saat ini untuk pasaran fokus di internasional, kalau pasar lokal susah," tandasnya
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
-
Tragis! KA Batara Kresna Tabrak Mobil di Sukoharjo, 4 Tewas di Tempat
-
Mudik Gratis Lebaran 2025 Pemkab Sukoharjo, Ini Syarat Daftarnya
-
Komentar Ahli Gizi terkait Puluhan Siswa Sukoharjo Keracunan Makan Bergizi Gratis
-
Miris! Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka, Puluhan Siswa SD di Sukoharjo Mual dan Muntah
-
Pemerintah Bakal Evaluasi dan Janji Perketat SOP Usai 40 Siswa SD di Sukoharjo Keracunan MBG
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Kasus 'Kencing' Pertalite Terbongkar: Polres Sukoharjo Bekuk Mafia BBM Subsidi
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
-
Satreskrim Polresta Solo Ungkap Misteri Avanza Raib di Parkiran Hotel, Pelaku Dibekuk
-
Jokowi ke Massa TPUA: Tak Ada Kewajiban Tunjukkan Ijazah Saya
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM