SuaraSurakarta.id - Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di daerah Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo berinisial N mengalami pendarahan di alat vital saat buang air kecil.
Diduga siswi tersebut mendapat tindak kekerasan dengan ditendang di alat vitalnya oleh temannya berinisial S.
Informasi yang diterima jika kejadian tersebut sudah terjadi pada minggu ketiga bulan Agustus 2022 lalu. Bahkan kasus ini menjadi viral setelah adanya aduan ke Pemkot Solo lewat Unit Pelayanan Aduan Surakarta (Ulas).
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Dian Rineta mengatakan kejadiannya itu berdua bukan berantem tapi salah paham. Keduanya itu berteman sejak TK, bersaing nilai karena sama-sama pintar.
"Mereka tidak berantem," ujar dia saat dikonfirmasi, Kamis (22/9/2022).
Dian menjelaskan kronologinya kejadian tersebut. Suatu hari itu sedang didatangi ibu-ibu atau siapa lagi ngobrol atau ngapain tidak tahu.
Lalu siswa yang tertendang ini nyawang atau melihat, dikira siswa yang menendang ngece (mengejek). Karena anaknya tinggi kemudian menendang kena alat vitalnya sambil berkata, 'Opo kowe'.
"Guru-guru itu pada tidak tahu dengan kejadian itu," katanya.
Kemudian, esok harinya siswa-siswa lain itu pada lapor ke guru, padahal siswa yang bersangkutan tidak melapor ke guru dan orang tuanya.
Baca Juga: Heboh! Beralasan Cek Menstruasi, Dua Sekolah di Bogor Lakukan Pemeriksaan Celana Dalam Siswi
Anak yang ditendang tersebit cerita ke temannya jika saat buang air kecil (pipis) berdarah. Teman-temannya lantas melapor ke guru-guru dengan ucapan "Bu, ini pipis berdarah".
Selanjutnya si anak dipanggil dan kepala sekolah menghubungi orangtuanya agar anaknya dibawa ke dokter untuk diperiksa.
"Anaknya itu diperiksa di bidan, jadi tidak ada itu visum ke RS Moewardi atau mana itu. Orang tua kedua siswa kita panggil ke sekolah dan dipertemukan, orang tua yang menendang sudah minta maaf tapi orang tuang siswi tertendang itu masih anyel," ungkap dia.
Dian mengatakan, besoknya orang tua korban bilang sama temannya bukan sama sekolah, intinya minta siswa yang menendang itu dikeluarkan dari sekolah.
Namun, pihak sekolah tidak bisa dan alasannya apa minta dikeluarkan. Alasannya takut kalau kejadian ini terulang lagi.
"Terus diyakini sama pihak sekolah jika kejadian ini tidak akan terulang lagi. Sekolah pun akan meningkatkan piket-piket guru mendekati anak-anak kalau pas jam istirahat," sambungnya.
Sebenarnya orang tua siswa yang menendang sudah legowo dan tidak masalah jika anaknya dikeluarkan. Tapi pihak sekolah tidak dikeluarkan dan masih sekolah, mereka itu baru kelas 4 SD dan baru berusia 10 tahun.
"Anaknya tidak dikeluarkan. Ini anaknya sudah main biasa, main bareng, makan bersama dan duduk bersama. Bahkan 20 September kemarin mereka baru outing class," papar dia.
Dian menambahkan, jika sekarang kedua anaknya sudah rukun kembali. Kasihan mereka masih kecil.
"Secara psikologis gimana nantinya? Saya malah menghimbau siapa yang melaporkan bisa berkomunikasi ke Dinas Pendidikan," tegasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
-
Link CCTV Jakarta Live: Gedung DPR/MPR, Patung Kuda, Benhil dan GBK
-
Danantara Tunjuk 'Ordal' Prabowo jadi Komisaris Utama PGN
Terkini
-
Tok! Palu Hakim Menangkan Jokowi, Gugatan Mobil Esemka Ditolak Mentah-mentah PN Solo
-
Jeritan Hati Nenek 78 Tahun di Klaten: Dituduh Gelar Nobar Ilegal, Dituntut Bayar Rp115 Juta
-
Jemaah Gereja Terganggu Sound Event Balai Kota, Ini Respon Wali Kota Solo
-
Heboh Jemaat Gereja Keluhkan dan Terganggu Suara Keras Event di Balai Kota Solo
-
PDIP Jateng 'Babak-belur' di Pilpres, Misi FX Rudy Turun Gunung