Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 17 September 2022 | 13:28 WIB
Mural Presiden Jokowi di pertokoan di Jalan Slamet Riyadi Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Mural Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpampang di tembok warga di Jalan Slamet Riyadi Solo.

Dalam mural tersebut, Presiden Jokowi sedang duduk bersila layaknya seorang dalang dengan mengenakan baju lurik warna coklat hitam dan jarik. Presiden Jokowi juga mengenakan rompi anti peluru warna hitam dan helm.

Saat duduk bersila, Presiden Jokowi memegang wayang bergambar Presiden Rusia, Vladimir Putin sebelah kiri dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Latar belakang mural tersebut dengan nuansa peperangan antara Rusia dengan Ukraina.

Pada mural tersebut, ada juga gambar ibu negara Iriana Jokowi yang mengenakan pakaian warna biru dan jilbab putih. 

Baca Juga: Sedang Heboh Bjorka, Nikita Mirzani Malah Ikutan Mau Bongkar Identitasnya

Pada gambar tersebut, Iriana sedang memeluk seorang anak korban perang sambil menangis. Pada sudut atas, tertulis 'Ruwatan. Stop World War III'. 

"Proses pembuatannya itu satu bulan lalu. Ini belum selesai pembuatannya," ujar penggagas mural Presiden Jokowi, Sardono W. Kusumo, Sabtu (17/9/2022).

Bukan tanpa alasan, mural ini dibuat dengan suasana peperangan antara Rusia dengan Ukraina.

Apalagi belum lama ini Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana berkunjung langsung kedua negara yang sedang berkonflik tersebut. 

"Itu yang menjadi inspirasi saya membuat mural Presiden Jokowi, jadi tidak asal buat. Itu sikap yang sangat berani untuk maju menghentikan peperangan," ujar dia.

Baca Juga: Wacana Jadi Cawapres di Pilpres 2024, Jokowi: Bukan dari Saya, Saya Ndak Mau Terangkan!

Pastinya ada makna dari pembuatan mural bergambar Presiden Jokowi dengan latar belakang peperangan. 

Untuk maknanya sendiri, berharap agar peperangan antara Rusia dengan Ukraina bisa segera berakhir. Karena dampak dari peperangan tersebut banyak jatuh korban dan membuat  negara-negara terbelah menjadi dua kubu.

"Berharap perang berakhir dan negara-negara damai. Mural ini dibuat menggunakan pendekatan kebudayaan," sambungnya.

Dalam waktu dekat ini akan berlangsung KTT G20 di Bali. Acara tersebut, diharapkan mampu mengakhiri perang yang terjadi saat ini.

"G20 memang soal ekonomi, situasinya dunia dalam konflik peperangan, jadi negara-negara di dunia terbelah. Dampak perang pasti akan merusak lingkungan, terlebih penggunaan senjata yang daya ledaknya besar, nuklir, maupun senjata biologis," ungkap dia.

Mural yang dibuat itu merupakan mural lanjutan dari mural sebelumnya. Pada mural sebelumnya itu bergambar Presiden Jokowi yang mengenakan baju adat baduy warna hitam. 

Kemudian ada juga tokoh-tokoh dunia, seperti Joe Biden, Vladimer Putin, Xi Jinping, dan Boris Johnson. 

Mural-mural yang dibuat itu memakan waktu pengerjaan sekira dua bulan dengan dibantu beberapa teman, seperti  Broto, Soni, dan Irul.

"Jadi itu mural berseri, dari dua bulan lalu ada mural Pak Jokowi pakai baju badui dengan tema G20 Go Green. Kemudian saya lanjutkan dengan mural ini. Ada bu iriana didekap perempuan Ukraina," tandasnya.

Ada pesan yang disampaikan, Sardono dalam pembuatan mural-mural tersebut. Di mana menghentikan aksi vandalisme yang sering terjadi.

Mural-mural yang dibuat tidak hanya di sepanjang Jalan Slamet Riyadi tapi juga di Jalan Gatot Subroto.

Kontributor : Ari Welianto

Load More