SuaraSurakarta.id - DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo menyikapi kebijakan pemerintah yang telah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi jenis Solar dan Pertalite, Sabtu (3/9/2022).
DPD PKS Solo dengan tegas menolak kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM. Pihaknya juga mendesak agar pemerintah membatalkan kebijakan Kenaikan BBM Subsidi yang membebani rakyat.
"Kami menolak tegas kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM," terang Ketua DPD PKS Kota Solo, Daryono, Selasa (6/9/2022).
Ada sejumlah pertimbangan penolakan harga BBM. Kenaikan BBM Subsidi ini mengkhianati kepercayaan rakyat.
Padahal pemerintah telah diberi mandat oleh rakyat untuk menyejahterahkan masyarakat, dengan menstabilkan harga kebutuhan masyarakat dan menyiapkan lapangan kerja.
"Sesuai janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tapi faktanya, BBM sudah naik tujuh kali selama pemerintahan Jokowi sejak 2014," ujar dia.
Daryono menjelaskan, Pemerintah seringkali berdalih jika membengkaknya biaya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) karena adanya subsidi BBM.
Menurutnya, pembengkakan biaya APBN bisa dikurangi dengan melakukan efisiensi agar bebas dari pemborosan belanja dan praktik korupsi.
"Pemerintah bisa menunda proyek-proyek besar yang tidak prioritas seperti proyek Ibu Kota Nusantara. Sehingga itu tetap bisa memberikan subsidi BBM kepada rakyat," ungkapnya.
Baca Juga: Mahasiswa PMII Purwakarta Turun ke Jalan Kritik Kenaikan Harga BBM
Dengan naiknya harga BBM, efeknya semakin memperburuk perekonomian rakyat yang baru mau pulih pasca pandemi Covid-19.
Apalagi angka kemiskinan pada tahun 2021 menurut data BPS sebesar 9,4 persen atau 48.790 penduduk. Ini menjadikan Kota Solo menempati posisi teratas angka kemiskinan untuk tingkat kota di Jawa Tengah.
"Naiknya BBM Subsidi dikhawatirkan menurunkan daya beli masyarakat dan memperparah tingkat kemiskinan di Kota Solo," sambung dia.
Adanya kompensasi bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, lanjut dia, hanya menjadi solusi yang bersifat sementara.
Bahkan penyaluran bansos tersebut selama ini banyak catatan, ketidak keakuratan data, tidak tepat sasaran dalam penyaluran hingga terjadinya praktik korupsi bansos.
"Kami mendesak agar Pemerintah membatalkan kebijakan kenaikan BBM Subsidi. Karena kenaikannya itu sangat membebani rakyat," tegasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Syahdunya HUT ke-80 RI di Kaki Gunung Merbabu: Drama Kolosal, Cosplay Pahlawan hingga Tari Saman
-
Asyik Mancing di Embung Musuk Boyolali, Bocah 12 Tahun Malah Tewas Tenggelam
-
Pilihan Baru Hyundai Stargazer: Varian Cartenz & Cartenz X Meluncur di Solo Raya
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya
-
Pesangon Eks Karyawan PT Sritex Belum Cair, Ada yang Tembus Rp 100 juta