Datangi Gedung Bareskrim Polri, Warganet Malah Soroti Tas yang Dibawa Putri Candrawathi: Uang Nggak Tuh?

SuaraSurakarta.id - Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang juga tersangka pelaku pembunuhan Brigadir J akhirnya memenuhi panggilan Bareskrim Polri, pukul 10.50 Jumat (26/08/2022).

Saat tiba di kantor Bareskrim Polri, Putri Candrawathi berhasil mengkelabui para awak media yang sudah menunggu.

Berdasarkan unggahan video di akun instagram @lambegosiip. Mobil yang ditumpangi Putri Cadrawathi tidak berhenti di depan kantor Bareskrim Polri.

Mobil Kijang Inovasi hitam itu justru memutar kompleks untuk keluar melalui pintu depan.

Sukses mengkelabui awak media, Putri Cadrawathi yang mengenakan pakaian serba sampai hijab berwarna hitam melenggang masuk ke kantor Bareskrim Polri.

Terpantau ibu empat anak itu juga menenteng tas dan dikawal oleh sejumlah polisi wanita ketika masuk ke kantor tersebut.

Penampakkan Putri Candrawathi itu sontak mendapat perhatian warganet. Tak sedikit dari mereka yang justru terfokus dengan isi tas yang ditenteng istri Ferdy Sambo tersebut.

"Mau diperiksa bawa tas gede banget ya bu," ucap akun @chitracha**.

"Salfok tas gede banget, uang nggak tuh," celetuk akun @siska**.

Baca Juga: Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Resmi Dipolisikan Terkait Kasus Dugaan Laporan Palsu Pelecehan

"Jiwa suudzonku mengatakan itu tas isinya duit semua," tutur akun @ginni**.

"Itu yang di dalam tas isinya jangan-jangan uang buat titik-titik aduh," sahut akun @derry**.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, penyidik akan terlebih dahulu memeriksa kesehatan Putri Candrawathi sebelum diperiksa. Hal itu merupakan standar operasional prosedur (SOP).

"Tentunya diperiksa kesehatannya, baik dari sisi fisik maupun psikisnya," kata Dedi, Kamis (25/8/2022).

Dedi mengatakan, pemeriksaan kesehatan itu bakal menentukan layak tidaknya istri Ferdy Sambo tersebut diperiksa oleh penyidik.

"Kalau misalkan dari kesehatan psikisnya memenuhi syarat untuk dimintai keterangan, tetap diperiksa," ujar Dedi Prasetyo.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan