Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 22 Juli 2022 | 10:50 WIB
Kerbau Bule keturunan Kyai Slamet Keraton Kasunanan Surakarta saat mengikuti kirab. Kerbau keturunan Kyai Slamet Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dikabarkan mati, pada Kamis (21/7/2022) kemarin, diduga terpapar virus PMK. [ANTARA]

SuaraSurakarta.id - Seekor kerbau keturunan Kyai Slamet Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mati, Kamis (21/7/2022) kemarin.

Informasinya kerbau betina bernama Apon mati karena terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kerbau tersebut berada di kandang sebelah barat di Alun-alun kidul.

Kerbau tersebut diketahui mati sekitar  pukul 07.00 WIB, tapi untuk prosesi penguburan baru dilaksanakan malam harinya. 

Sebelum mati kerbau tersebut memiliki kondisi lemas, dengan kuku, mulut banyak luka dan hidung berliur.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-74, Raja Keraton Solo Terharu dan Menangis Saat Tiup Lilin dan Potong Kue

"Iya memang mati, kerbau betina umur sekitar 20 tahun. Terindikasi PMK, sudah dicek dari dinas," ujar Wakil Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KP Dani Nur Adiningrat saat dikonfirmasi, Jumat (22/7/2022).

Dani menjelaskan, dua minggu sebenarnya sudah diantisipasi banyak hal. Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII sudah memerintahkan untuk datang ke kandang mahesa untuk mengecek dan menanyakan.

"Kita juga koordinasi dengan dinas terkait dan dokter sudah meluncur buat mengecek. Pengecekan terakhir itu seminggu yang lalu," paparnya.

Semalam Sinuhun juga mengutus dokter independen untuk mengecek dan menemukan hal yang sama jika terindikasi PMK.

Selanjutnya melakukan tindakan pengobatan maupun tindakan preventif bagi kandang-kandang yang tidak terkena dan pengobatan bagi yang terkena.

Baca Juga: Baliho Keluarga PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Mendapat Sorotan, Sentono Dalem: Tidak Ada yang Namanya Bekas Anak

"Ada tujuh kerbau yang terindikasi kena PMK, karena inkubasinya PMK cepat sekali. Diperkirakan dari tim dokter hewan yang diutus Sinuhun itu penularannya lewat manusia," ungkap dia.

Menurutnya, kandang-kandang kerbau itu kan jauh dari kandang hewan ternak lain. Tapi kenapa kena, karena penularannya itu bisa lewat manusia. 

"Tujuh kerbau yang kena itu sudah dilakukan penanganan, kandang dipisah dan penyemprotan. Total kerbau di sana ada 18 ," sambungnya.

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan nanti akan diantisipasi dan vaksinasi lagi. 

"Nanti akan ditindaklanjuti sama dinas terkait. Yang jelas kita antisipasi dan ada penanganan," jelas dia.

Gibran menambahkan, nanti akan minta vaksin lagi khusus untuk kerbau bule Keraton Kasunanan Surakarta. 

"Jangan sampai menyebar. Untuk vaksin nanti kita minta lagi," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More