Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 17 Juli 2022 | 12:27 WIB
Gerbong kereta pesiar Keraton Kasunanan Surakarta di Alun-alun kidul. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Selain memiliki gerbong kereta jenazah, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat juga memiliki gerbong kereta pesiar.

Gerbong kereta pesiar ini, sekarang diletakan di kawasan alun-alun kidul sebelah timur yang dimaknai matahari terbit. 

Keberadaan gerbong kereta pesiar, lebih dulu ada daripada gerbong kereta jenazah. 

Gerbong pesiar dipesan khusus oleh Sinuhun Paku Buwono (PB) X dari perusahaan Werkspoor di Belanda tahun 1910.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-74, Raja Keraton Solo Terharu dan Menangis Saat Tiup Lilin dan Potong Kue

"Gerbong kereta pesiar itu tahun 1910 sudah ada. Kalau yang gerbong jenazah itu tahun 1915," ujar Pemerhati Sejarah dan Budaya KRMT Nuky Mahendranata Nagoro, Minggu (17/7/2022).

Kanjeng Nuky menjelaskan, dulu gerbong kereta pesiar itu sering dipakai Sinuhun PB X untuk mengunjungi pabrik dan perkebunan di sekitar Nagari Keraton Kasunanan Surakarta.

Perkebunannya itu ada di Ampel (Boyolali), serta di daerah Klaten. Itu jalut keretanya, apalagi PB X juga merintis jalur kereta api dengan dibangunan sejumlah stasiun. 

"Memang gerbong kereta pesiar itu dipakai untuk tamasya raja bersama keluarga dan memantau perkebunan-perkebunan," ungkap dia.

Karena memang, Sinuhun PB X suka bepergian, baik ke Jawa Timur, Jawa Barat dan daerah lain.

Baca Juga: Baliho Keluarga PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Mendapat Sorotan, Sentono Dalem: Tidak Ada yang Namanya Bekas Anak

Pada gerbong kereta pesiar itu memiliki teknologi pendingin ruangan yang mutakhir pada zamannya.

Jika sekarang pendingin ruangan menggunakan air conditioner (AC), tapi memakai es batu yang dihembuskan kipas. Lalu lelehan es batunya dialirkan ke wastafel untuk mencuci tangan dan keperluan lainnya. 

"Jadi dulu pendinginnya itu pakai es batu dan dikasih kipas," kata Sentana darah dalem Sinuhun PB X ini.

Pada akhir masa PB X, gerbong kereta pesiar ini ada di Semarang, ditempatkan di Stasiun Tawang. Bahkan sudah mengalami perbaikan atau restorasi.

Gerbong tersebut di bawa ke Surakarta itu pada sekitar tahun 1990-an.

Saat mau di bawa ke Surakarta ada prosesi upacara atau didoakan terlebih dahulu.

"Ada selamatan terlebih dahulu ketika mau membawa gerbong pesiar ke Surakarta," sambung dia.

Menurutnya, untuk membawa gerbong pesiar ini lebih mudah jika dibandingkan saat membawa pulang gerbong jenazah.

Kalau gerbong pesiar lebih mudah di bawa meski harus beberapa kali berhenti selama perjalanan Semarang-Surakarta.

Kalau gerbong jenazah itu berhenti tiba-tiba beberapa kali di sejumlah tempat. Untuk menjalankannya harus didoakan dulu dan dikasih minyak.

"Jadi gerbong pesiar lebih untuk di bawa waktu itu. Hanya berhenti berapa kali walaupun jaraknya Semarang-Surakarta," jelas dia.

Kenapa ditempatkan di lokasi terbuka di Alun-alun kidul itu diharapkan bisa dinikmati oleh masyarakat secara bebas.

Lalu dulu ada semacam dibuat diorama, perjalanan seorang manusia dari lahir sampai meninggal.

Jadi gerbong kereta pesiar ditempatkan disisi timur yang menandakan kehidupan. Kalau gerbong kereta jenazah disisi barat yang menandakan kematian. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More