Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 08 Juli 2022 | 13:18 WIB
Tambok yang diduga Ndalem Pangeran Singopuran yang berada di Kartasura dibongkar menggunakan backhoe. [Suara.com/ari welianto]

Menurutnya, pemilik itu mengaku merasa beban karena kondisi tembok mau roboh. Bahkan malam-malam ada yang roboh tapi tidak sampai kena warga.

"Alasan merobohkan itu mau diperbaiki, jadi meminimalisir kerusakan lebih parah," sambung dia.

Sekretaris Desa Singopuran Setiawan menjelaskan pembongkaran  menggunakan backhoe dan langsung dihentikan oleh pihak kepala desa, polsek kartasura, babinsa yang mendatangi lokasi setelah mendapatkan laporan dari warga. 

"Pemilik rumah sudah diwanti-wanti dari dinas pendidikan dan kebudayaan serta kepala desa sebelum kejadian penjebolan tembok Kartasura. Ini baru tadi pagi terjadi, lahan didalamnya milik perorangan," tandasnya.

Baca Juga: Wahdi : Partisipasi Masyarakat Kunci Keberhasilan Pembangunan

Tembok yang dibongkar itu sepanjang 26 meter, tinggi 3,3 meter dengan lebar 75 cm. Lokasi perusakan pun langsung diberi police line oleh Polsek Kartasura.

Petugas juga mengamankan barang-barang bukti berupa batu bata dan backhoe. Ini untuk keperluan lebih lanjut.

"Kita langsung melakukan pengamanan lokasi dengan memberi garis police line. Ini biar tidak terjadi lagi perusakan, yang dibongkar itu sepanjang 26 meter, tinggi 3,3 meter dengan lebar 75 cm," pungkas Kapolsek Kartasura AKP Mulyanta.

Kontributor : Ari Welianto

Baca Juga: Tuai Kontra, Pemerintah Tunda Tarif Tiket Rp750 Ribu untuk Naik Candi Borobudur

Load More