SuaraSurakarta.id - Puluhan Sekolah Dasar (SD) di Kota Solo sepi peminat usai penutupan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SD, Senin (27/6/2022) kemarin.
Salah satu SD yang sepi peminat adalah SD Negeri Sriwedari 197. Hingga pendaftaran PPDB ditutup, SDN Sriwedari 197 hanya menerima satu siswa saja.
"Yang masuk di sini hanya satu siswa saja," ujar Kepala Sekolah SD N Sriwedari 197, Bambang Suryo Riyadi, Kamis (30/6/2022).
Bambang menjelaskan, sebenarnya ada tiga siswa yang mendaftar di SDN Sriwedari 197. Tapi dua siswa itu mendaftar di sini hanya sebagai pilihan yang kedua, sedangkan pilihan satu di sekolah lain.
"Itu maksudnya bukan ditolak. Ada tiga siswa yang mendaftar tapi yang di sini hanya sebagai pilihan kedua, otomatis masuknya di pilihan pertama," katanya.
Diakuinya, jika selama ini minat mendaftar di SDN mengalami penurunan. Ini terjadi tidak hanya di SDN Sriwedari 197 saja, tapi juga di SDN lainnya baik di Solo atau luar Solo.
Tahun lalu saja, di SDN Sriwedari 197 hanya ada lima siswa saja yang masuk.
"Untuk peminat di SD Sriwedari sendiri mengalami penurunan. Saat ini yang naik kelas 2 ada 4 siswa dan satu siswa tinggal kelas, jadi ada dua siswa untuk kelas 1," ungkap dia.
Satu siswa yang mendaftar tersebut berasal dari Kelurahan Panularan. Kalau untuk zonasi SDN Sriwedari 197 itu meliputi Panularan, Penumping, Kemlayan, dan Sriwedari.
Baca Juga: Tak Kunjung Sembuh Hingga Kloter Terakhir, Jamaah Haji yang Sakit akan Diberangkatkan Tahun Depan
Menurutnya, dulu di sekitar SD itu terdapat permukiman warga dan banyak penduduknya yang tinggal.
Lama-lama mulai berkurang hingga sekarang, apalagi setelah terdapat bangunan hotel, perbankan, GOR Sritex. Belum lagi sejak adanya zonasi.
"Lingkungan di sini itu lingkungan perhotelan, kantor-kantor. Jadi jumlah warga mulai berkurang, apalagi adanya GOR Sritex, jadi kampungnya sudah berkurang," katanya.
Sebenarnya wilayah Sriwedari itu luas hingga sebelah utara Jalan Slamet Riyadi. Tapi banyak yang tidak mau, karena harus menyeberang jalan utama.
"Bukan jauh alasannya tapi harus menyeberang jalan besar. Jadi banyak memilih sekolah di wilayah lain," sambung dia.
Bambang menambahkan, sudah ada wacana regrouping antara SDN Sriwedari dengan SD Panularan. Hanya saja untuk pelaksanaannya belum terealisasi hingga sekarang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Kecelakan Maut di Sragen: Satu Keluarga Tewas Ditabrak Mobil Misterius, Polisi Kejar Pelaku
-
Tim Sparta Amankan Remaja Bawa Sajam di Jalan DI Panjaitan, Begini Kronologinya
-
Jokowi Pilih Tinggal di Rumah Lama di Solo Dibanding Hadiah Pemerintah, Ada Apa?
-
Diserang Soal Kereta Cepat Rugi Besar, Ini Respon Jokowi
-
Misi Ketua PP Perbasi Munculkan Atlet Basket Timnas dari Kota Bengawan