SuaraSurakarta.id - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI), Boyamin Saiman menjadi salah satu dari 1.371 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang diwisuda, Sabtu (25/6/2022).
Boyamin pun mengaku senang dan terharu saat mengikuti prosesi wisuda yang berlangsung di Gedung Edutarium KH Ahmad Dahlan UMS.
"Senang bisa ikut wisuda," ujar Boyamin Saiman saat ditemui disela-sela proses wisuda Gedung Edutarium KH Ahmad Dahlan UMS, Sabtu (25/6/2022).
Ia berharap sebenarnya tidak berharap mengikuti ceremonial wisuda hari ini. Tapi dibujuk sama Wakil Rektor UMS agar ikut untuk menyemangati adik-adik mahasiswa lainnya supaya lulus kuliah
"Saya itu berharap tidak perlu ceremony begini. Tapi Pak Wakil Rektor, ini untuk menyemangati adik-adiknya supaya kuliah katanya begitu, yaudah akhirnya ikut wisuda," katanya.
Terharu saat melihat suasana di dalam dan sempat berkaca-kaca. Apalagi tadi ada yang menyanyikan untuk ibu.
Ia pun langsung ingat ibunya di kampung, karena tidak bisa diajak kesini.
"Apapun ini doa dan jerih payah beliau untuk mendoakan anaknya, dulu juga membiayai saya kuliah. Jadi semua terharu campur baur, meskipun umur saya sudah 50-an dan kuliah sudah penuh tantangan apapun saya lewati ketika wisuda terharu juga," jelas dia.
Menurutnya, ini justru bisa menjadi motivasi bagi adik-adiknya. Apalagi Fakultas Hukum UMS ini merupakan ranking nomor 11 di Indonesia, bahkan untuk swastanya ranking satu.
Baca Juga: MAKI Laporkan Oknum Pejabat Kemenkumham Ke Kejaksaan, Diduga Lakukan Pungli
"Jadi kuliah di FH maupun UMS sendiri, ilmunya menurut saya sudah hebat. Buktinya tanpa ijazah saya bisa mencari kehidupan, berfungsi sosial mengabdi pada negara," katanya.
"Saya berharap tirulah saya untuk mendapatkan ilmu. Tapi jangan tiru yang lamanya," sambung dia.
Boyamin menceritakan, masuk kuliah di UMS tahun 1991/1992. Sebenarnya pada semester 7 sudah selesai terus skripsi terbengkalai.
Karena memang untuk tema skripsi menjadi hilang, karena waktu itu pendirian partai politik baru berdasarkan undang undang orde baru. Kemudian ikut LBH, ikut DPRD, ikut demo. Lalu Pak Harto jatuh sudah sudah tidak bisa menyelesaikan lagi skripsi itu.
"Karena partai politik jadi berdiri banyak. Nah, terus terbengkalai sampai sekarang," imbuhnya.
Menurutnya, sekarang ini hanya mengambil semester hanya untuk menyelesaikan tugas akhir.
Berita Terkait
-
Kasus Paspor Palsu Adelin Lis, MAKI Desak Pejabat Kemenkumham Segera Diproses Hukum
-
Agar Berani Bongkar Kasus Pungli Pejabat Kemenkumham, LPSK Diminta Turun Tangan Lindungi Saksi dan Korban
-
Ditakut-takuti Dioper Jauh ke Daerah Jika Ogah Setor Uang, Modus Oknum Pejabat Kemenkumham Diduga Peras Pejabat Lapas
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Hampir 2 Dekade Mewarnai Dunia, INDACO Satu-satunya Perusahaan Cat Indonesia Tanpa Lisensi Asing
-
Wali Kota Cabut Status Siaga Darurat Kota Solo, Kondisi Kota Pulih dan Aktivitas Warga Normal
-
Polres Sukoharjo Amankan Dua Pemuda Pengguna Tembakau Gorila, Begini Kronologinya
-
Kasus Sopir Bank Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar, Polisi Temukan Keberadaan Mobil
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat