Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 17 Juni 2022 | 16:31 WIB
Sejumlah Venue tengah sedang diperbaiki untuk ajang ASEAN Para Games 2022 di Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - ASEAN Para Sport Federation (APSF) dan INASPOC meninjau persiapan Kota Solo untuk penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022, Jumat (17/6/2022).

Mereka pun meninjau sejumlah venue yang akan dipakai untuk ajang pesta olahraga terbesar difabel Asia Tenggara. 

Ada beberapa venue di Kota Solo yang sedan diperbaiki, seperti lapangan tenis, lapangan Kotabarat, dan Stadion Sriwedari.

Sedangkan venue yang ada di Hotel Lorin, Solo Paragon, Tirtonadi Convention Hall hingga De Tjolomadoe tidak membutuhkan pembenahan.

Baca Juga: Perpres ASEAN Para Games Tak Kunjung Terbit, Gibran Sindir Presiden Jokowi: Pokoknya Kita Jalan Dulu

Karena cabang olahraganya tidak memerlukan rehab tempat tapi hanya menempatkan atau penataan sarananya saja.

"Saat ini venue yang ada di Solo sedang kita perbaiki, khususnya yang venue Sriwedari, Kotabarat, dan Lapangan Tenis," kata Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Solo, Joni Hari Sumantri saat ditemui, Jumat (17/6/2022).

Joni mengatakan, semua perbaikan-perbaikan tersebut ditarget selesai itu 20 Juli 2022, termasuk yang di UTP atau UNS.

Dia memapakan, saat ini progres persiapan venue cukup positif dan sudah ada beberapa item yang selesai di Lapangan Kotabarat, seperti pengecatan, akses disabilitas.

Sementara untuk di Stadion Sriwedari, tempat duduk juga sudah selesai dan tanpa menghilangkan material aslinya. Mengingat Stadion Sriwedari masuk bangunan cagar budaya (BCB) yang dilindungi.

Baca Juga: Raih 6 Emas di Swiss Jadi Bekal Para-atletik Indonesia Jelang APG 2022

"Kalau melihat jadwal dari pelaksana maksimal itu 20 Juli nanti sudah selesai semua. Saya lihat kemarin rata-rata progresnya itu malah plus 4 persen, jadi dari target sudah melampaui. Sedangkan yang lain optimis bisa selesai," papar dia.

Menurutnya, yang membutuhkan waktu lama adalah pengerjaan kontruksi pasangan, seperti pasang beton, batu bata atau pasang keramik.

"Itu seperti membangun toilet untuk disabilitas difabel. Itu kan butuh waktu dan ada standarnya," sambungnya.

Sementara itu Secretary General APSF, Col Wandee Tosuwan mengatakan ini kunjungan kedua dari APSF. Hari ini ada unsur yang datang , yakni APSF dan technical delegate. 

Untuk technical delegate mengunjungi venue dengan melihat spesifik apalah perlu ada yang diperbaiki atau tidak. 

"Kalau APSF akan berdiskusi tentang anti doping, akreditasi atau masalah sport akan dibahas. Jadi misalnya bagaimana teknik menerima kontingen datang," ungkap dia.

Col Wandee menjelaskan, biasanya persiapan untuk ASEAN Para Games itu selama satu tahun tapi Indonesia hanya enam bulan. 

"Seperti diketahui karena pandemi APG di Filipina dibatalkan, di Vietnam juga dibatalkan. Lalu Indonesia mengajukan diri untuk menghindari supaya tidak vakum," jelasnya.

APSF mengucapkan terima kasih dan mengacungkan jempol kepada Presiden Jokowi dan Ketua NPC yang punya gagasan awal untuk jadi tuan rumah APG. 

"Saya tidak tahu bagaimana ,cara kerja Indonesia, tapi saya mendengar sendiri bahwa Indonesia sudah berpengalaman menjadi tuan rumah APG. Jadi saat Indonesia mengajukan sebagai tuan rumah menggantikan Vietnam, APSF langsung bersedia," tegas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More