Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 Juni 2022 | 09:36 WIB
Ibunda Eril beserta suami, Ridwan Kamil dan putrinya di bantaran sungai Aare, lokasi Eril tenggelam. [Facebook/jabarprovgoid]

SuaraSurakarta.id - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya turut berduka cita atas meninggalnya putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz.

Melalui kanal youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menyampaikan doa untuk Eril dan mengungatkan keluarga Ridwan Kamil yang ditinggal putranya tersebut.

"Kepada bapak Ridwan Kamil saya ucapkan semoga Allah memberikan pahala yang berlipat pada beliau dan keluarga. Yang telah wafat diampuni oleh Allah. Takjizah dari jauh," kata Buya Yahya.

Buya Yahya lantas menuturkan bahwa keluarga Ridwan Kamil tidak boleh larut dalam kesedihan. Pasalnya Eril meninggal dunia dalam kondisi syahid.

Baca Juga: Terungkap! Kisah Pedih Kelahiran Eril di Amerika, Ridwan Kamil Sempat Luntang-lantung Jadi Pengangguran

"Putra Ridwan Kamil yang wafat dalam keadaan tenggelam harus kita yakini karena Nabi yang menyebutkannya maka wafatnya dalam keadaan mati syahid," ungkapnya.

Ulama berusia 48 tahun ini membeberkan kategori-kategori orang yang meninggal dunia dalam keadan syahid.

"Orang mati syahid ada lima, yang pertama orang yang kena wabah seperti corona, yang kedua sakit perut terus meninggal dunia, ketiga orang yang tenggelam, keempat orang yang terkena teruntuhan dan terakhir meninggal di medan perang," tuturnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan keistimewaan orang mati syahid dosa-dosanya langsung diampuni oleh Allah dan bagi keluarga yang ditinggalkan akan mendapat syafaat di akhir nanti.

"Maka ini kabar gembira bagi keluarga (Ridwan Kamil) karena ini Nabi yang menyebutkan hadist shahih," sambungnya.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Endorse Kacamata, Warganet Malah Tagih Salat Gaib untuk Eril

Meski jasad Eril belum ditemukan, Buya Yahya mengatakan dalam Islam telah sah ketika keluarga maupun umat muslim melaksanakan salat ghaib untuk putra Ridwan Kamil tersebut.

"Menurut madzhab Hambali bisa langsung disalati. Tapi ada sedikit pendapat madzhab Syafii bahwa tidak perlu disalati karena jasadnya tidak ditemukan dan tidak dimandikan. Tapi ada pendapat Syafii lainnya juga boleh disalati," pungkasnya.

Tambahan informasi, meski telah sepekan lebih jasad Eril belum ditemukan. Pihak kepolisian Swiss telah berjanji akan mencari Eril tanpa batas waktu dan berusaha melakukan upaya-upaya yang optimal dengan mengerahkan petugas khusus yang memiliki keahlian dan menggunakan beragam metode pencarian.

Proses pencarian akan terus dilakukan tanpa batas waktu yang dapat ditentukan. Artinya, misi pencarian akan berlangsung hingga Eril ditemukan," kata Muliaman, menyebut nama panggilan putra sulung Ridwan Kamil itu pada konferensi daring yang dipantau dari Jakarta, Senin (6/6/2022).

Memasuki musim panas di Swiss, kata Muliaman, kepolisian setempat yakin naiknya temperatur yang dapat menambah debit air Sungai Aare akan memudahkan misi pencarian tersebut.

"Musim panas juga berarti intensitas dan aktivitas pengunjung di sepanjang Sungai Aare juga akan bertambah. Peningkatan dinamika air dan manusia di Sungai Aare diharapkan akan berkontribusi dalam proses pencarian," kata dia.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More