SuaraSurakarta.id - Rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menaikkan tiket masuk Candi Borobudur mendapat kecaman berbagai pihak.
Mantan Sekertaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu menyebut kenaikan tiket masuk Candi Borobudur sebagai kebijakan yang aneh.
Pasalnya, seharusnya yang berhak menentukan tarif Candi Borobudur adalah direksi BUMN melalui analisis kelayakan dan pelayanan.
Meski mendapat banyak pertentangan, namun rencana Menteri Luhut tersebut mendapat dukungan dari pegiat media sosial, Denny Siregar.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Harga Tiket Masuk ke Candi Borobudur Menjadi Rp 750 Ribu
Dia menilai keputusan Luhut Binsar Panjaitan dalam menaikkan tarif tiket masuk candi Borobudur sudah benar.
Ia mengingatkan sejatinya Candi Borobudur bukanlah sekedar objek pariwisata semata, melaikan juga sebagai tempat peribadatan umat Hindu.
Denny juga menuturkan bahwasanya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang mestinya dilindungi.
"Candi Borobudur itu sejatinya tempat ibadah. Candi adalah cagar budaya yang harus dilindungi," tulisnya dalam akun twitter @Dennysiregar7.
Ia berpendapat, menaikkan tarif tiket merupakan upaya untuk membatasi pengunjung, dengan adanya pembatasan diharapakan peninggalan bersejarah itu dapat lebih terjaga.
Baca Juga: Cara Beli Tiket Masuk Candi Borobudur Online, Lengkap dengan Daftar Harga Tiket
Menurutnya pembatasan pengunjung merupakan upaya termurah untuk melestarikan bangunan Candi Borobudur.
"Kalau tiket murah dan banyak org naik candi, lama-lama candi akan rusak,Biaya perawatannya mahal banget. Cara paling murah adalah membatasinya," pungkasnya.
Sontak unggahan Denny Siregar itu memancing warganet unjuk pendapat di kolom komentar.
“Emang Candi Borobudur milik nenek moyang kelompok migor, yang bener aja bro,” komentar akun @glon****.
“Yang jelas bukan punya kelompok pro khilafah yang salah satu bandotnya pernah nge-bom Borobudur,” jawab akun @bem***.
“Kapan anak muda bisa datang kesana belajar sejarah peninggalan nenek moyang yang spektakuler,” ucap akun @3yu***.
“Menurut saya pembatasan bukan berarti menaikkan harga. Seperti anda @Dennysiregar7 mungkin bisa masuk karena punya uang. Kalau seperti kami mau mengenal Borobudur tapi tak punya uang bagaimana?,” kata akun @Arm***.
“Harus ada solusi yang akomodatif,” lanjutnya.
Kontributor: Sakti Chiyarul Umam
Berita Terkait
-
Geram Coretax Banyak Masalah, Luhut Minta Prabowo Audit
-
Luhut Soal Kritik Danantara: Mau Sempurna? Ke Surga Saja!
-
Heboh Tagar Indonesia Gelap, Luhut: Kau yang Gelap!
-
Luhut Bilang Semua Orang Akan Terkejut dengan Danantara
-
Amien Rais Komentari Dana Bansos yang Diungkap Luhut, Khawatir Ada Gerakan Besar
Tag
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Batik Kauman Reborn: Jelajahi Kampung Wisata Batik di Solo yang Instagramable Abis!
-
Aksi Unjuk Rasa BEM Soloraya, Mahasiswa Sentil Kebijakan Efisiensi Anggaran
-
Kasus Dugaan Korupsi Plaza Klaten,Kejati Jateng Terima Titipan Uang Pengganti Rp 4,5 Miliar
-
Papua Global Spices, Produk Dalam Negeri yang Ternyata Sudah Mendunia
-
Pembacaan Putusan Terdakwa Camat Ngargoyoso Non Aktif Ditunda, Ada Apa?