Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 02 Juni 2022 | 17:02 WIB
Dari Kiri: Sekretaris Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Muhammad Nizam; Ketua PUI-PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS, Prof. Agus Purwanto; CEO PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Gilarsi W. Setijono; dan Senior Analyst for Battery Materials Development PT VKTR Teknologi Mobilitas, Achmad Audrinazta, menunjukkan dokumen usai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara VKTR dan UNS, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (2/6/2022). Penandatanganan MoU ini dilakukan untuk mendukung pengembangan laboratorium penelitian guna mengembangkan teknologi baterai dalam bidang transportasi, dan menjadi pusat pengujian terhadap baterai listrik baik untuk tujuan memperkaya IPTEK dalam negeri ataupun kebutuhan komersial. [dok]

SuaraSurakarta.id - PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika, kembali melakukan kerja sama strategis dengan institusi pendidikan.

Setelah sebelumnya dengan PENS, kini VKTR melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W. Setijono dan Ketua Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS, Prof. Agus Purwanto, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (2/6/2022).

Gilarsi mengatakan, penandatanganan MoU ini dilakukan untuk mendukung pembangunan laboratorium penelitian dan pengembangan teknologi baterai dalam bidang transportasi secara jangka panjang dan berkelanjutan.

Baca Juga: Libur Kalender Pendidikan 2022, Perhatikan Jadwalnya di Sini!

Pembangunan laboratorium ini bertujuan untuk inovasi dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik dan menjadi pusat pengujian terhadap baterai listrik baik untuk memperkaya IPTEK dalam negeri ataupun kebutuhan komersial.

"Sebagai komponen utama dari kendaraan listrik, teknologi baterai yang ada saat ini masih mengalami banyak keterbatasan, sehingga masih sangat terbuka untuk dipelajari dan dikembangkan. Berdasarkan pemikiran itu, rencana kerja sama strategis dengan UNS ini kita lakukan," tutur Gilarsi.

Menurut Gilarsi, keterbatasan teknologi baterai saat ini terdapat di dua aspek, yakni aspek performa atau kinerja baterai, dan aspek harga bahan baku atau material baterai yang masih sangat mahal.

Jika dua hal ini bisa diatasi, maka upaya pengembangan teknologi baterai akan lebih maju lagi.

Dalam melihat performa baterai, lanjut Gilarsi, ada dua hal yang krusial. Yakni kemampuan kecepatan baterai dalam menghantarkan energi, dan banyaknya energi yang dapat disimpan oleh baterai tersebut.

Baca Juga: Pengamat Tanya Jokowi: Kenapa Hari Lahir Pancasila Harus Libur?

Selain itu, baterai juga harus aman, tahan lama, cepat dalam pengisian daya, ramah lingkungan dan dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.

Load More