Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 22 Mei 2022 | 20:52 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat memunguti sampah di CFD. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Sampah masih menjadi permasalahan dalam gelaran Solo Car Free Day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi.

Masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan di CFD, seperti di taman atau jalan. Pedagang juga tidak menyediakan tempat-tempat sampah untuk membuang bungkus sampah.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka langsung memunguti sampah saat melihat sampah yang ada di taman ketika memantau CFD, Minggu (22/5/2022).

Saat bersepeda di CFD untuk memantau pelaksanaan yang kedua, Gibran melihat sampah-sampah yang berserakan.

Baca Juga: Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD), Kembali Digelar di Jakarta

Ketika sampai di depan Solo Grand Mall (SGM), Gibran terlihat berhenti dan memunguti sampah-sampah plastik minuman yang ada di taman.

Bahkan putra sulung Presiden Jokowi ini menunggu warga selesai minum es yang pakai plastik dan meminta sampah untuk dibuangkan.

"Wes mbak ? kalau udah tinggal aja tak resiki, tinggal aja," ujar Gibran, Minggu (22/5/2022).

Setelah selesai, Gibran kembali bersepeda dan sesekali berhenti serta mengambil sampah yang dibuang di taman.

Sampah yang dipungut, Gibran dikumpulkan di tempat sampah yang tak jauh dari lokasi.

Baca Juga: CFD di Jakarta Kembali Diberlakukan

"Sudah mbak? dah tinggal aja tak bersihin enggak apa-apa," terang dia.

Saat ditemui usai bersepeda memantau CFD, Gibran mengatakan jika kesadaran warga masih kurang untuk membuang sampah pada tempatnya. 

Padahal tempat sampah sudah disediakan. Ke depan akan ditambah tempat sampah, sehingga pengunjung tidak lagi membuang sampah sembarangan.

"Nanti kita tambah tempat sampahnya, petugas yang aktif mengambil juga diperbanyak. Kesadaran warga akan buang sampah pada tempatnya memang masih," tandas Gibran.

Gibran juga melihat, masih banyak warga yang duduk-duduk diatas taman. 

Itu jelas sangat disayangkan mengingat taman berfungsi untuk penghijauan kota.

"Eman-eman kalau tamannya rusak. Buang sampah kebanyakan di taman," katanya.

Dalam CFD, Gibran memperbolehkan pedagang berjualan tapi dilarang berjualan di atas taman. Karena itu jelas akan merusak taman-taman di sepanjang Jalan Slamet Riyadi.

"Boleh dipakai untuk jualan, tapi jangan gelar tikar di atas taman. Jangan goreng-goreng merusak paving, jualan tidak apa-apa," ungkap dia.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi menyatakan edukasi kepada pedagang yang jualan di CFD sudah dilakukan agar bisa menjaga kebersihan lingkungan. 

"Pedagang sudah kita minta harus membawa kantong plastik sampah.  Mereka juga bertanggung jawab atas kebersihan lingkungannya, kalau ada pengunjung tidak membuang sampah pada tempatnya itu kewajibannya pedagang," jelasnya.

Pihaknya juga sudah bersikap tegas dengan memberikan gertakan kepada pedagang. 

Jika memang pedagang tidak mau taat dan tetap tidak mau berubah, akan ditutup tidak boleh berjualan.

"Kita sudah bersikap tegas, Pak Wali juga sudah meninjau. Monitor sudah kita lakukan ternyata tidak bersih dan taman dipakai buat gelar tikar. Kalau tidak mengubah edukasi tak tutup ga boleh jualan," sambung dia.

Terpisah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Gatot Sutanto menambahkan sudah menaruh 20 tempat sampah ditambah 6 tempat sampah ukuran besar di sepanjang CFD.

"Tetap bludak sampahnya. 60 personil kebersihan sudah kita turunkan di CFD," imbuhnya.

Mungkin kedepan akan dipantau, begitu penuh akan langsung diambil. Diakuinya produksi sampahnya lebih banyak minggu kedua ini, karena pengunjung juga banyak.

Kontributor : Ari Welianto

Load More