SuaraSurakarta.id - Pimilihan Presiden (Pilpres) 2024 terus mendapatkan perhatian publik. Selain itu, sejumlah nama juga terus mendapatkan dukungan untuk maju di Pemilu yang digelar lima tahun sekali itu.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan berharap pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 lebih dari dua pasang calon agar suara rakyat bisa terbagi merata di seluruh Indonesia, menyusul terbentuknya koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PAN dan PPP.
"Kalau bisa, namanya juga usaha. Apalagi, kami partai nomor delapan. Akan tetapi, kami mencoba agar pilpres jangan dua (paslon) lagi, kalau bisa tiga atau empat. Tiga lebih bagus," kata Zulkifli dikutip dari ANTARA, di Makassar Jumat (21/5/2022).
Pada saat Pilpres 2019, pihaknya telah berjuang untuk syarat ambang batas pencalonan. Namun, waktu itu PPP masih koalisi dengan PAN. Akan tetapi, belakangan berubah sehingga kalah dan syarat tetap 20 persen.
"Oleh karena itu, kami coba karena ini 20 persen supaya menghindari dua (paslon). Nanti kami coba dan dahului supaya ada tiga. Nah, kalau ada tiga 'kan seru," katanya.
Kendati demikian, bercermin dari pengalaman Pilpres 2019 saat PAN ikut mengusung Prabowo Subianto berpasangan Sandiaga Salahuddin Uno (Prabowo-Sandi). Akan tetapi, kalah karena beberapa kekuatan besar ikut mendukung rivalnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Kalau pilpres, secara rasional Pak Prabowo kalah. Kenapa? Pak Prabowo media tidak ada mendukung, kedua pengusaha logistik tidak ada mendukung, ketiga operasional tidak mendukung, keempat ada sejarahnya, dan kelima berkali-kali calon kalah, jadi tidak menang," kata Zulhas.
Di sisi lain, rivalnya, Joko Widodo, punya banyak pendukung, mulai pengusaha, media, hingga beberapa pendukung lainnya. Walaupun secara secara hitungan nasional Jokowi menang, di beberapa daerah Prabowo juga menang tetapi bukan keluar sebagai pemenang.
Agar tidak mengulang kesalahan yang sama, Pilpres 2024, pihaknya langsung merespons tawaran parpol untuk menjadi bagian dari koalisi Indonesia Bersatu sebab pada setiap pemilu parpol memiliki politik kekuasaan.
Baca Juga: Survei: Pasangan Anies-Ridwan Kamil Bisa Mengalahkan Ganjar-Erick Thohir
"Disampaikan kepada seluruh pengurus, kami menggagas Koalisi Indonesia Bersatu. Untuk apa? Karena dua kali kita pilpres calonnya dua, kita terjadi pembelahan sampai ke dusun dan kampung-kampung. Kita berharap pilpres akan datang, kalau bisa calonnya tiga. Syukur-syukur bisa lebih," katanya.
Berita Terkait
-
Dinilai Ideal Gabungkan Unsur Sipil dan Militer, Relawan Ganjar-Perkasa Muncul di Yogyakarta
-
Tak Ingin Masyarakat Terbelah seperti Pilpres 2019, Zulkifli Hasan Berharap Pasangan Capres-Cawapres Lebih dari 2
-
Belum Tertarik Bahas Koalisi, PDIP Matangkan Persiapan Usung Ganjar Pranowo dan Puan Maharani di Pilpres 2024
Terpopuler
- Selamat Tinggal Pelatih Persebaya Paul Munster, Dapat Hukuman Berat Kemarin
- Ini Syarat Lengkap Jadi Anggota Koperasi Merah Putih, Jalur Utama Penerimaan Bantuan Pemerintah
- 5 City Car Murah Mulai Rp50 Jutaan Bukan Toyota, Sat Set Hadapi Kemacetan
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe Sedan Mei 2025: Harga Mulai Rp20 Jutaan, Bandel, Pajak Ringan
- 7 Rekomendasi Sunscreen SPF 50 Terbaik, Aman Maksimal Lindungi Wajah
Pilihan
-
Almere City Degradasi, 3 Klub Liga 1 Ini Bisa Jadi Opsi Thom Haye
-
Geger Pedagang Dipalak Ormas Rp 3 Juta, Wali Kota Solo Turun Tangan
-
PT Solo Manufaktur Kreasi Bakal Tanggapi Resume Penggugat Soal Minta Menyediakan Mobil Esemka
-
5 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik Mei 2025, Lancar Push Rank FF hingga MLBB
-
1 Persen Aset Danantara Bisa Buat RI Jadi Raja Bitcoin Global Sejajar AS dan China
Terkini
-
Absen di Sidang Mobil Esemka, Jokowi Pilih Terbang ke Medan, Sambangi Cucu?
-
Geger Pedagang Dipalak Ormas Rp 3 Juta, Wali Kota Solo Turun Tangan
-
PT Solo Manufaktur Kreasi Bakal Tanggapi Resume Penggugat Soal Minta Menyediakan Mobil Esemka
-
Sudah Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim Polri, Jokowi Tegaskan Siap Dipanggil
-
Sidang Mediasi Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Jokowi Tutup Pintu Damai