Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 26 April 2022 | 19:26 WIB
Ketua Komisi III Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. [Suara.com/Novian]

SuaraSurakarta.id - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP, Bambang Wuryanto meminta masyarakat jangan memilih pemimpin dari konten di media sosial (medsos) dan berpengaruh terhadap survei.

Menurutnya, survei itu sifatnya sementara, potret hari ini. Potret hari ini akibat dari persepsi yang diciptakan melalui sosmed. 

"Apakah mereka kenal secara pribadi, pasti tidak. Banyak orang yang kenal dan menyukai tokoh itu, apa yang dilakukan di medsos," kata dia saat ditemui di The Sunan Hotel Solo, Selasa (26/4/2022).

Jika melihat aksi di medsos, maka itu mempengaruhi hasil survei yang dilakukan lembaga survei.

Baca Juga: IMF: Ekonomi Asia Terancam Melambat Dampak Perang dan Situasi Industri China

"Survei ini aksi udara, rambatan di medsos juga kuat. Orang yang senang sosmed dan politik ada sekitar 45 juta, inilah yang rambatannya yang diincar," kata dia.

Bambang Pacul, sapaan akrabnya mengatakan jika memilih pemimpin lebih bagus itu harus cek track recordnya. Tokoh itu siapa, sekolahnya di mana dan temannya siapa saja. 

Karena dari track record itu memunculkan tiga hal, yakni karakter, kompetensi, dan kapasitas seorang tokoh.

"Orang yang kena sosmed, kemudian memilih atas dasar sosmed, maka akan seperti di Ukraina (Presiden Volodymyr Zelenskyy). Orangnya terlihat tapi saat masalah tidak sigap. Masak kita mau punya presiden kayak gitu," tandasnya.

"Masak kita pilih presiden cuma bikin konten, susah nanti. Ini masalah Republik besar sekali, orang itu butuh pemimpin yang kapasitasnya kuat, kompetensi, dan integritas," jelas dia.

Baca Juga: Gegara Perang Rusia-Ukraina, Babi Hutan di Jerman Bernama Putin Ganti Nama

Menurutnya, orang itu harus berani memilih atas dasar rasionalitas dan track record.

Load More