Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 21 Maret 2022 | 12:09 WIB
Pegiat media sosial Abu Janda memuji keberhasilan pekerjaan Rara Isti Wulandari sebagai pawang hujan di Sirkuit Mandalika. (Antara)

SuaraSurakarta.id - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda turut mengomentari pawang hujan Rara Isti Wulandari yang sukses memberhentikan hujan di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Seperti diketahui sedari hari Minggu (20/03/2022) siang. Mandalika digusur hujan lebat. Akibatnya jadwal balapan MotoGP harus ditunda beberapa jam. 

Meski begitu, balapan MotoGP Mandalika pada akhirnya bisa terlaksana dan berjalan lancar. Usut punya usut, kelancaran MotoGP di Mandalika ada campur tangan dari Rara Isti Wulandari seorang pawang hujan. 

Mengetahui hal itu, Abu Janda tak sungkan melontarkan pujian kepada wanita kelahiran Papua tersebut. Menurutnya bintang MotoGP kemarin bukanlah sosok Miquel Oliviera. Melainkan sosok Rara Isti Wulandari. 

Baca Juga: Ungkap Data Ribuan Triliun Pinjaman Pemerintah RI, Fadli Zon: Bukan Hanya Pawang Hujan, Kita Juga Perlu Pawang Utang

"Bintang MotoGP kemarin adalah seorang pawang hujan bernama Rata Isti Wulandari. Karena balapan hampir batal akibat hujan lebat," kata Abu Janda melalui akun instagramnya. 

"Setelah dijampi-jampi mbak Rara, hujan reda dan balapan pun terlaksana. Akun twitter @motogp sampai mencuit 'It Worked' keren kan?," sambungnya. 

Abu Janda juga kemudian menyidir salah satu kelompok yang akan menyerang Rara Isti Wulandari jika ritualnya gagal memberhentikan hujan. 

"Kaum kadrun kecewa, kadrun berdoa agar mbak Rara gagal. Ternyata jampi-jampi mbak Rara ampuh. Kadrun pun kejang-kejang kelojotan. Hepi banget gue," ungkap Abu Janda. 

Ia pun mengajak semua kalangan menghargai profesi pawang hujan. Karena pawang hujan tersebut merupakan bagian kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia. 

Baca Juga: Percaya Nggak Percaya, Warganet Sebut Mbak Rara Pawang Hujan Mandalika Pindahkan Hujan ke Lombok Utara

"Mari kita lestarikan ritual leluhur, jangan biarkan negara ini dijajah oleh ideologi kadrun yang anti dengan kearifan lokal," pungkasnya. 

Sontak saja unggahan Abu Janda itu menuai sorotan warganet di kolom komentar. Tak sedikit dari mereka juga yang turut memuji kehebatan Rara Isti Wulandari. 

"Di saat orang-orang pada malu dan nyiyir karena primitif. Saya merasa bangga dengan mbak Rara," ucap akun @symcakhal**. 

"Hebat, kearifan lokal mendunia," tutur akun @thessa**. 

"Yang lain bilang malu, gue justru ini sih yang bikin MotoGP Indonesia spesial," ungkap akun @christen**. 

"Tradisi ritual memang harus dipercaya nyata. Di Solo banyak pawang hujan terutama di Mangkunegaran," imbuh akun @johansie**. 

"Indonesia akan tetap lestari dengan menjaga nilai-nilai kearifan lokalnya. Bravo mbak Rara," celetuk akun @pc_sambo**.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More