Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 17 Maret 2022 | 17:16 WIB
Chong Bunty, seorang pengusaha Tionghoa masuk Islam di malam Lailatul Qadar atau malam turunnya Al Quran di Bulan Ramadhan. [hops]

SuaraSurakarta.id - Perjalanan spiritual dialami pengusaha Tionghoa, Deni Sanusi yang memutuskan memeluk agam Islam di malam Lailatul Qadar saat bulan Ramadan.

Bernama lahir Chong Bunty, Plt Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia atau PITI itu sempat pingsan saat mendengar suara adzan.

Cerita itu bermula saat Deni yang masih memeluk agama Katolik masih mengalami pergolakan batin. Penasaran ingin mencari kebenaran tentang agama, ia akhirnya bertanya pada sejumlah orang yang dikenal.

Kemudian hari, dia bertemu dengan seorang ustaz kampung yang menurutnya nyaman untuk diajak berdialog tentang agama.

Baca Juga: Kenapa Malam Lailatul Qadar Sangat Istimewa, Disebut Malam Seribu Bulan

“Terus saya utarakan kegelisahan saya. singkat cerita saya bilang saya seorang Katolik, tapi kok malas ke gereja. Terus dia bilang, gini aja deh, berdoa. Saya bilang, saya setiap hari berdoa nggak kurang-kurang,” ungkap Deni dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com dalam YouTube Hidayatullah TV, Kamis (17/3/2022).

“Dia bilang gini, sebut ya Tuhan, jangan ya Allah, kalau Allah kan agama kamu (Kristen), dan juga jangan ya Alloh, ya Alloh kan agama saya (Islam). Tuhan aja deh yang netral. Nah akhirnya kan saya tertarik,” katanya mengenang percakapan kala itu.

Setelah itu, Deni berdoa dan maminta Tuhan tunjukanlah agama mana yang dibenarkan di dunia dan akhirat, dan agama mana yang dapat menyelamtakan dirinya di dunia dan akhirat.

Rupanya, menurut Deni, itu adalah proses dari skenario Tuhan yang ingin menunjukan sebuah kebenaran. Kebetulan, ke esokan harinya adalah bulan Ramadhan, Deni pun ikut berpuasa sebulan penuh layaknya seorang muslim.

“Jadi saya belum Islam tapi saya ikut puasa sebulan penuh, nggak kalah saya. Nah sebelum tidur itu saya ikutin nasihat si ustaz itu. Di situlah saya dapat tiga petunjuk,” ujarnya.

Baca Juga: Kumpulan Dzikir dan Ibadah Malam Lailatul Qadar, Amalan Nabi Muhammad SAW yang Perlu Anda Lakukan

Dalam perjalanan itu, Deni mengaku sempat pingsan saat mendengar adzan magrib pas berbuka puasa.

“Saya nungguin magrib saya setel radio, pas saya setel tiba-tiba dengar adzan, pas saya dengar adzan saya kaget setengah mati. Saya sampai kelengerlah, kaya pingsan nggak inget sementi dua menit, kaget, gemeter. Padahal saban hari saya dengar adzan biasa aja,” tuturnya.

Namun, petunjuk yang datang saat malam lailatul qadar menjadi titik utama dirinya memantabkan hati memeluk Islam.

Saat itu, sang ustaz memanggil dirinya ke rumahnya. Deni diminta untuk tidak tidur, karena menurut Islam di bulan Ramadhan ada satu malam istimewa yakni malam lailatul qadar.

Deni kembali menuruti omongan sang ustad. Ia lantas bergegas pulang, ke rumah orangtuanya yang berlantai dua. Di situ ia merenung sekira pukul 01.00 WIB.

“Saya kaya orang tafakur, saya diem ngadep kiblat. Nah pas lagi saya mikirin gitu tiba-tiba tangan saya seperti dipegang, saya nggak tahu bentuknya apa. Itu bukan mimpi. Itu sadar banget. Nih kalau dibilang gaib ya gaib,” ujarnya.

Oleh sosok tak kasat mata itu Deni dituntun ke tempat wudhu yang biasa digunakan oleh para pekerja di rumah orangtuanya.

“Wudhunya ya Alloh, kaya dibersihin mungkin dosa-dosa saya. Kemudian saya salat dua rakaat. Saya cuma ikutin gerakan aja, saya belum bisa baca doa," pungkasnya.

Load More