SuaraSurakarta.id - Harga bunga tabur di tingkat petani Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali justru mengalami penurunan jelang Ramadan.
Penurunan ahrga itu mencapai Rp5.000/kilogram sehingga menjadi Rp15.000/kilogram yang sebelumnya Rp20.000.
Salah satu petani bunga tabur di Dujuh Gataksemunu Desa Cluntang Boyolali, Sumarno (35) mengatakan, harga bunga tabur kondisi normal rata-rata di tingkat petani mencapai Rp20.000/kg tetapi kini turun hingga Rp5.000/kg menjadi Rp15.000/kg.
"Harga bunga tabur untuk saat ini, turun sangat drastis dan diharapkan mendekati bulan puasa nanti bisa meningkat seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Sumarno dikutip dari ANTARA, Rabu (16/3/2022).
Baca Juga: Jelang Ramadan Minyak Goreng Kemasan di Kota Bogor Langka, Bima Arya Ungkap Penyebabnya
Menurut dia, harga bunga tabur menjelang acara warga melaksanakan ziarah ke makam leluhur (tradisi Sadranan) menjelang puasa biasanya permintaan pasar meningkat sehingga harga bisa mencapai Rp50.000/kg. Bahkan, harga bunga jelang bulan puasa bisa mencapai Rp100.000/kg.
Bunga tabur asal Boyolali biasanya untuk memenuhi kebutuhan pesanan dari luar kota seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Magetan, Madiun Jawa Timur, Klaten, dan Solo.
Sumarno menjelaskan dari lahan seluas 1.000 meter persegi sekali panen mencapai sekitar 10 kg pada panenan pertama. Namun, setelah itu, produksi petik bunga bisa mencapai rata-rata 15 kg per hari.
Sri Mursiti (35) petani bunga tabur lainnya, harga bunga tabur di tingkat petani sepekan sebelumnya sempat naik, namun pekan ini, kembali turun hanya ditawar Rp15.000/kg. Harga normal bunga tabur rata-rata Rp20.000/kg.
Kendati demikian, Sri Mursiti berharap bertepatan tradisi sadranan harga bunga tabur kembali naik dan bisa mencapai di atas Rp20.000/kg.
Baca Juga: Menyongsong Ramadan 1443 H, Dompet Dhuafa Targetkan 10 Juta Penerima Manfaat di Seluruh Indonesia
Mursiti menambahkan untuk setiap hari bisa memanen sekitar 5 kg hingga 6 kg. Dia berharap menjelang tradisi sadranan permintaan pasar bertambah dan hasil panen rata-rata juga meningkat mencapai 8 kg per hari.
"Saya menanam tanaman bunga mawar merah dan putih yang banyak diminati pelanggan saat acara tradisi sadraran menjelang puasa, juga bertepana panen raya di desa ini," paparnya.
Berita Terkait
-
Kapan Ramadhan 2025? Simak Perkiraan Tanggal dan Fakta Menariknya!
-
Warisan 'Nama' Moerdiono Buat Iqbal Ramdhan, Sederhana tapi Punya Makna Besar
-
Mokel: Arti, Asal Muasal, dan Hukumnya dalam Islam
-
Tebar Kebaikan, Ceres Sumbangkan Dana untuk Penyandang Disabilitas
-
Ramadhan Memberi: Apa Peran Olymp Trade?
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Samsung Galaxy A35 5G RAM Berapa?
-
Ojo Ditiru Lur! Asyik Nongkrong Sambil Pesta Miras di Nusukan, Empat Pemuda Diamankan Tim Sparta
-
Aliansi Mahasiswa Desak Pilkada Solo Berlangsung Damai: Jangan Obok-obok Kota Kami!
-
BPBD Klaten Minta Masyarakat Waspada Usai Terjangan Angin Kencang
-
Respati-Astrid dan Kisah Filosofi Jawa 27 November: 'Nomer 2 untuk Pitulungan'