Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 10 Maret 2022 | 18:42 WIB
Jenazah terduga teroris yang tiba dikediamannya di RT 03 RW 06 Dukuh Bangunsari Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (10/3/2022) pukul 16.43 WIB. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Jenazah terduga teroris berinisial SU (54) tiba dikediamannya RT 03 RW 06 Dukuh Bangunsari Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (10/3/2022) sekitar pukul 16.43 WIB. 

Jenazah berangkat dari Semarang dengan menggunakan mobil ambulance sekitar pukul 15.00 WIB.

Tiba di kediaman pribadinya, jenazah disambut keluarga dan para pelayat yang sudah datang dan menunggu sedari siang.

"Untuk pemakaman malam ini di pemakaman muslim Polokarto. Rencana berangkat habis shalat isya, ini proses menyolatkan," ujar Juru Bicara keluarga korban, Endro Sudarsono saat ditemui di lokasi, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Ditembak Mati Densus 88, Ini Kronologinya

Dalam perjalanan dari rumah sakit di Semarang didamping oleh dua keluarga dan satu teman. Mereka berangkat dari sana sekitar pukul 15.00 WIB dengan mobil ambulance.

Endro mengatakan, ada pesan dari keluarga, jika keluarga sedikit pun tidak menyakini bahwa korban terlibat dalam kasus terorisme.

Pihak keluarga pun meminta maaf jika selama hidupnya ada masalah. Seandainya ada tanggungan bisa segera disampaikan.

"Keluarga tidak menyakini beliau terlibat kasus terorisme. Keluarga minta maaf jika selama hidupnya ada masalah," kata Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) ini.

Endro sangat menyayangkan sikap penegakan hukum yang kemudian adanya kekerasan, apalagi ada tembak mati.

Baca Juga: Berlangsung Tegang, Terduga Teroris Ngebut Zig-zag Coba Jatuhkan anggota Densus 88 dari atas Mobil

Mestinya ada upaya paksa atau upaya hukum yang sifatnya adalah melumpuhkan. Bukan malah mematikan.

"Sudah diakui kepolisian ada luka tembak dua kali di dua tempat. Kemudian mobil oleng, apakah kemudian olengnya itu dalam keadaan tidak sadar atau sebuah perlawanan kita tidak tahu," jelas dia.

Endro mengakui, saat ini sudah ada proses hukum yang mendekati tapi belum disampaikan ke pihak keluarga.

"Untuk proses hukum sudah ada yang mendekati kami. Cuma belum kita sampaikan ke pihak keluarga, tidak etis kalau saat ini langsung berbicara hukum," sambungnya.

Endro menambahkan, jika yang bersangkutan merupakan seorang dokter yang sering kegiatan sosial, bakti sosial, pengobatan gratis atau tanggap bencana. 

Selama ini yang diketahui dari warga, yang bersangkutan merupakan sosok dokter yang sifatnya sosial.

"Beliau dokter umum dan praktek di sini (kediaman-red). Selain praktek di rumah, setahu saja juga bertugas dibeberapa klinik," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More