Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 22 Februari 2022 | 20:43 WIB
Pedagang Pasar Depok Solo mendadak gempar setelah ratusan burung mati, Selasa (22/2/2022). [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Pedagang Pasar Depok Solo mendadak gempar, Selasa (22/2/2022).

Adalah kasus 200-an ekor burung berbagai jenis yang mendadak mati. Sebelumnya burung yang dikirim dari Bali tersebut sempat tertahan di Lumajang, Jawa Timur karena ada razia.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Depok, Suwarjono menjelaskan ratusan jenis burung yang mati mendadak itu tak lain seperti Pleci, Kutilang, Anis Merah dan lain lain.

Semua burung ini mati secara misterius, melihat hal demikian pedagangpun hanya bisa pasrah dan saat ini hanya bisa mendata jumlah kerugiannya.

Baca Juga: Aksi Pencurian Sarang Burung Walet Kepergok Warga, Pelaku Dikunci di Gedung

"Diduga karena kelamaan di perjalanan. Hingga akhirnya burung burung itu mati secara tiba tiba," kata dia, Selasa (22/2/2022).

Suwarjono memaparkan, selain lama dalam pernajalan, dimungkinkan juga karena suhu atau cuaca yang sering berubah seperti ini, hingga membuat ratusan burung itu kelelahan mati.

"Faktornya ya itu, pengiriman telat biasanya. Biasanya dua hari sampai. Tapi kali ini hari ke empat baru sampai di Pasar Depok," tegasnya.

Lanjut Suwarjono, dirinya menduga matinya burung burung tersebut bisa terjadi karena kehabisan makan dan minum."Hingga sampai di pasar mareka mati karena cuaca di Solo sendiri saat ini juga belum menentu."

Sementara terdapat empat kios yang mengalami dagangan burungnya mati mendadak. Kebanyakan, burung yang mati ini dijual untul koleksi.

Baca Juga: Pengungkapan Penyelundupan Satwa Dilindungi

"Meski kecil tapi cukup digemari, dengan harga yang lumayan tinggi dalam penjualannya dari Rp100 ribu-Rp300 ribu per ekor," jelas Suwarjono.

Hingga kini masih pada pendataan jumlah burung yang mati, kerugian belum dihitung namun diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Kontributor : Budi Kusumo

Load More