SuaraSurakarta.id - Varian Omicron telah menyebar di Indonesia. Meski disebut-sebut tidak bahaya, namun masyarakat diminta tetap waspada dengan varian tersebut.
Sebuah studi laboratorium BA.2 menunjukkan bahwa pendakiannya yang cepat mungkin karena lebih mudah menular daripada kerabatnya. Ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang kemampuan varian untuk menembus beberapa pertahanan kekebalan populasi yang divaksinasi.
Varian Omicron utama telah terbukti cerdik dalam menghindari perhatian antibodi yang disebabkan oleh vaksinasi. Keuntungan mutasi ini telah menghasilkan laporan tentang gejala COVID-19 yang muncul pada populasi yang divaksinasi penuh.
Sejumlah gejala Omicron pada orang yang divaksinasi lengkap tercantum dalam jurnal studi Eurosurveillance. Menurut laporan kasus, pada 30 November 2021 Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (NIPH) diberitahu oleh laboratorium lokal di Oslo tentang kasus dugaan Omicron.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Turun Signifikan, Puncak Gelombang Omicron Sudah Lewat?
Laboratorium memberikan informasi bahwa kasus tersebut kemungkinan terungkap pada pesta Natal perusahaan yang diadakan pada 26 November 2021 dan bahwa salah satu peserta telah kembali dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Acara tertutup diadakan di ruang terpisah di sebuah restoran di Oslo dari pukul 18:00 hingga 22:30, setelah itu tempat tersebut dibuka untuk umum dari pukul 10:30 hingga 3 pagi.
Pra-pesta telah diatur untuk para peserta pesta Natal di tempat terpisah, setelah itu mereka diangkut dengan bus pribadi ke restoran.
Meskipun tidak ada batasan untuk acara pada saat itu di Norwegia, semua peserta pesta dilaporkan telah "divaksinasi penuh" dan telah diminta oleh penyelenggara untuk melakukan tes mandiri antigen cepat.
Ditemukan bahwa 66 dari 117 orang yang hadir turun dengan Omicron yang dikonfirmasi, sementara ada 15 kemungkinan kasus varian virus lainnya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth Positif Covid-19 di Usia 95 Tahun, Seberapa Besar Risiko Lansia Mengalami Keparahan?
Ketika peserta diperiksa tentang gejala mereka, batuk adalah yang paling sering dialami, dengan 83 persen peserta dikatakan menderita gejala ini.
Berita Terkait
-
Alert! Kasus Covid-19 Indonesia Naik Lagi, Vaksin Masih Gratis?
-
7 Gejala Omicron Kraken, Paling Cepat Menular Dibanding Varian Lain
-
6 Gejala Omicron BF.7 yang Banyak Dikeluhkan, Varian Sudah Masuk Indonesia!
-
Covid-19 Subvarian Omicron BN.1 Masuk Jakarta, 24 Orang Sudah Terpapar
-
Omicron XBB Merebak, Kemenkes Minta Seluruh Provinsi di Indonesia Batasi Izin Konser
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Hadapi Gugatan Mobil Esemka, Jokowi Tunjuk YB Irpan Sebagai Pengacara
-
Isu Judi Online Terpa Orang Dekat Prabowo Subianto, Ini Reaksi Relawan di Solo
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
Polemik Ijazah Palsu: Jokowi Buktikan dengan Hukum dan Data UGM
-
Sudah Tunjuk Pengacara, Jokowi Siap Lawan Soal Gugatan Mobil Esemka