SuaraSurakarta.id - Indonesia disebut-sebut memasuki gelombang ketiga Covid-19. Rumah sakit pun mulai diserbu para pasien yang terpapar virus Corona.
Hal itu tentu saja bakal membuat panik masyarakat. Kejadian rumah sakit penuh bisa terjadi kapan saja seiring melonjaknya kasus Covid-19.
Menyadur dari BBC Indonesia Kamis (3/1/2022), tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit terkait Covid-19 terus meningkat, akan tetapi perhimpunan rumah sakit mencatat 80%-nya didominasi pasien yang semestinya bisa melakukan isolasi mandiri.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas layanan telemedisin (telemedicine) bagi pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan, yang menurut relawan Lapor Covid belum bisa diukur karena keterbatasan data.
Baca Juga: Positif Covid-19 Indonesia Meroket 17.895 Orang, 25 Jiwa Meninggal Dunia
Kementerian Kesehatan mengaku belum memiliki data pengguna telemedisin, tapi layanan itu diklaim sudah banyak diakses oleh warga.
Akhir pekan kemarin, dengan kepala yang terasa berat, Siska, 34 tahun, membuka ponselnya pukul 05:00 pagi. Saat itu, ia mendapat pesan hasil tes PCR yang menunjukkan positif Covid-19.
Siska mengalami gejala badan panas seharian, "Cuma sisa tenggorokan sakit sama batuk, sampai hari ini".
"Jadi saat itu, saya memutuskan isolasi mandiri," katanya.
Perempuan yang tinggal di Jakarta Pusat ini langsung bangkit dari tempat tidur setelah mendapat pemberitahuan tersebut. Ia membatalkan rencana perjalanan, termasuk segera berkonsultasi dengan keluarga yang pernah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Gelombang Ketiga Covid-19: BOR RS Persahabatan Naik 84,6 Persen, Pasien Positif Capai 156 Orang
Dalam konsultasinya, ia mendapat informasi bisa mendapat layanan telemedisin gratis dari pemerintah berupa konsultasi dokter secara daring dan paket obat.
Tapi, setelah berjam-jam menunggu, tak ada pemberitahuan dari Kemenkes. Akhirnya, Siska menggunakan layanan telemedisin mandiri di salah satu platform dan harus merogoh kocek hampir Rp1,2 juta, untuk konsultasi dokter dan obat-obatan.
Hari itu juga obatnya sampai ke rumahnya.
"Karena sudah keburu panik segala kan… terus baru dapat WA [pesan WhatsApp] Kemenkes itu sekitar jam 2 siang. Jauh banget dari jam 05:00 pagi ke jam 14:00. Saya sudah keburu beli obat sendiri," jelasnya.
Namun, Siska tetap menggunakan layanan telemedisin gratis dari pemerintah. Ia baru menerima obat "Paket B (Ringan)" sehari kemudian yang berisi Favipirarir (antivirus), multivitamin, dan paracetamol.
Sejumlah pasien isolasi mandiri lain yang dihubungi BBC juga mengaku tak memanfaatkan layanan digital gratis tersebut karena tidak tahu.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
- Cari Mobil Bekas Matic di Bawah Rp50 Juta? Ini 5 Pilihan Terbaik yang Tak Lekang oleh Waktu
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Peran Krusial Inovasi dalam Visi Bebas Asap PMI: Komitmen untuk Pengurangan Risiko
-
Penceramah Kontroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Wali Kota Ingatkan Hal Ini
-
Believe: Air Mata Haru dan Kobaran Patriotisme Penuhi Solo Bersama Keluarga TNI
-
Empat Pesilat di Sukoharjo Jadi Korban Pembacokan OTK, 2 Motor Dibakar
-
Penceramah Kotroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Ini Respon FKUB hingga Kemenag