SuaraSurakarta.id - Kota Solo memiliki toko buku legendaris, yaitu Kios toko mburi Sriwedari (Busri). Buku pelajaran dari setingkat Paud hingga peerguruan tinggi tersedia di sana.
Namun, Pandemi Covid-19 membuat Pedangan buku Busri ini klimpungan. Pedagang buku mengeluhkan sepinya pembeli sejak 10 tahun terakhir.
Hal ini diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang merebak selama dua tahun terakhir. Padahal, pada era 1990-an Busri menjadi primadona bagi warga yang ingin berburu aneka macam buku.
Tak kurang dari 35 pedagang yang membuka kios di sana mengalami penurunan pendapatan yang luar biasa. Dalam dua tahun terakhir, penjualan buku pelajaran nyaris tidak ada. Padahal deretan kios pedagang ini menawarkan aneka buku pelajaran untuk anak sekolah dari jenjang TK hingga SMA dengan harga miring.
Baca Juga: Tempat Wisata di Sumbar Tetap Buka Saat Nataru
“Sepi sekali, apalagi dua tahun ini. Nyaris tidak ada pembeli yang mencari buku pelajaran sekolah,” kata Sarwono, dikutip dari Solopos.com, salah satu pedagang buku di Busri Senin (13/12/2021).
Biasanya setiap tahun ajaran baru, penjualan buku laris manis. Namun, kondisi itu menurun drastis sejak 10 tahun terakhir. Bahkan dua tahun belakangan ini kios yang dijaga Sarwono tidak berani menyetok banyak buku khususnya buku pelajaran sekolah karena khawatir tidak laku.
“Kondisi pandemi Covid-19 ini sangat memengaruhi penjualan. Kalau sebelum Covid-19 saja penjualan sudah menurun. Sekarang malah blas enggak ada sama sekali [penjualan buku pelajaran]. Kami juga enggak berani nyetok banyak, malah rugi,” sambung dia.
Sarwono dan para pedagang lain di area pasar buku Sriwedari hanya bisa pasrah menunggu rezeki dari Tuhan dengan sabar. Pemandangan di puluhan kios buku itu pun sangat memprihatinkan. Hanya ada beberapa orang yang datang mencari buku, namun pergi lagi jika harganya tidak cocok.
Meski demikian hal tersebut tidak membuat para pedagang putus asa. Beberapa dari mereka mencoba peruntungan menjual buku secara online melalui marketplace seperti Shopee maupun Tokopedia.
Baca Juga: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Pesat, Peran Pemerintah Masih Minim
“Sekarang memang sepi banget. Kalau jualan di sini seringnya tidak ada pembeli. Makanya coba untuk jualan online, dan ternyata hasilnya lumayan,” kata Zainul, 53, pedagang di kios buku Rahma kawasan Busri.
Sama halnya dengan Sarwono, Zainul mengakui penjualan buku selama 10 tahun terakhir menurun drastis. Mereka menduga perkembangan teknologi smartphone dan munculnya buku digital menjadi penyebab penjualan buku terus merosot.
Walaupun begitu, para pedagang ini tetap optimistis dan melakukan pekerjaan mereka sehari-hari dengan ikhlas.
“Meskipun sepi, tapi Insyaallah setiap hari tetap ada yang terjual. Ini rezeki, rahasia Ilahi. Sedikit atau banyak alhamdulillah tetap disyukuri,” tandas Sarwono sambil tersenyum.
Berita Terkait
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Latihan Ringan Timnas, Siap Hadapi Laga Hidup Mati Lawan Filipina!
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Kesatria Bengawan Solo Menang Dramatis, Efri Meldi: Berjuang Sampai Detik Akhir
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
-
Kali Pepe Land Bersama SSB Arseto: Cetak Generasi Pesepak Bola Profesional dari Solo
-
Sambut HUT ke-280 Kota Solo, Ini Rekomendasi Brand Lokal di Tokopedia dan ShopTokopedia
-
Soal Festival Kuliner Cap Go Meh, Kapolresta: Solo Kota Toleran