Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 03 Desember 2021 | 23:09 WIB
Baliho berisi penolakan prostitusi di Desa Bolon Colomadu, Karanganyar. [Timlo.net/Raymond]

SuaraSurakarta.id - Resah karena wilayahnya sering dikaitkan dengan kegiatan prostitusi, warga Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar menggelar aksi menolak prostitusi di wilayahnya.

Aksi tersebut dilakukan dengan memasang poster di pinggir Jl. Tentara Pelajar, Selasa (30/11/2021) malam.

Diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, salah satu perwakilan pemuda dan remaja masjid Bolon, Tio Imam Hakim, mengatakan aksi dilakukan oleh sekitar 50 warga Desa Bolon dan Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

Sebab lokasi yang disebut sebagai lokasi mangkal para pekerja seks komersial (PSK), yakni di Jl. Tentara Pelajar, merupakan perbatasan antara kedua desa tersebut.

Baca Juga: Sidang Kasus Prostitusi di Bawah Umur, Cynthiara Alona Minta Dibebaskan Hakim

Aksi spontanitas warga Desa Bolon Colomadu mengusir pekerja seks komersil diapresiasi Satpol PP Karanganyar. Sikap warga dianggap solutif.

Kepala Satpol PP Karanganyar Yophi Eko Jatiwibowo mengatakan telah rutin berpatroli di lokasi marak prostitusi itu. Namun sering tak membuahkan hasil.

 “Entah karena operasi bocor atau bagaimana, selalu sepi di lokasi. Sebenarnya Pemdes sudah minta penertiban itu. Juga kami laksanakan. Tapi memang praktik pekat itu sembunyi-sembunyi,” katanya, Jumat (3/12/2021).

Aksi warga melakukan penolakan diapresiasinya. Menurutnya, itu tindakan paling solutif.

“Warga merupakan bagian penting dari Kamtibmas. Mereka cepat bereaksi. Ini yang perlu dimunculkan ke semua wilayah. Tentunya terukur. Saya apresiasi aksi semalam itu tak menimbulkan kerusuhan. Ke depan akan dicari solusi bersama. Misalnya memasang pos ronda di situ dan ditambah penerangan,” katanya.

Baca Juga: Dijual Jadi PSK di Abu Dhabi, TKI Asal Karawang Ini Ingin Bebas

Load More