Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 23 November 2021 | 16:00 WIB
Sarbini, tersangka pembunuhan adik ipar mengikuti rekonstruksi pembunuhan dengan potas di Panggang Welut RT 012/RW 006, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa (23/11/2021). [Solopos.com/Ponco Suseno]

SuaraSurakarta.id - Kasus pembunuhan yang menewaskan Hany Dwi Susanti usai diracun kakak iparnya sendiri, Sarbini di di Panggang Welut RT 012/RW 006, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, berlangsung, Selasa (23/11/2021).

Rekontruksi itu dikawal aparat kepolisian hingga memasang garus pembatas polisi. Ratusan warga juga terlihat berkerumun di lokasi kejadian.

Suasana menegangkan terjadi saat mertua tersangka, Kanthi meneriaki pelaku sebagai seorang pembunuh.

“Pembunuh. Aku ora arep ngopo-ngopo, gur pengen ngerti raine (saya tidak mau apa-apa, hanya ingin melihat mukanya),” teriak Kanthi, di sela-sela rekonstruksi di Taji, Kecamatan Juwiring, dikutip dari Solopos.com--jaringan Suara.com.

Baca Juga: Dukun Sianida Magelang Tewaskan 4 Orang, Salah Satunya Warga Sleman

Dalam rekontruksi itu, tersangka memeragakan 40 adegan yang diawali membeli potas dalam bentuk tablet di kawasan Ngreden, Kecamatan Wonosari.

Selanjutnya, potas itu ditumbuk dengan kaki yang beralaskan sendal di rumah tersangka. Tersangka Sarbini lalu membeli botol tanggung berisi air mineral.

Air tersebut sempat diminum separuh sebelum akhirnya diisi potas. Berikutnya, tersangka Sarbini masuk ke rumah Sigit Nugroho yang dalam kondisi kosong.

Di adegan ke-20, tersangka Sarbini memasukkan cairan potas ke botol berisi minuman di kulkas milik Sigit Nugroho. Adegan dilanjutkan dengan mendiang Hany Dwi Susanti yang masuk ke rumah pascaberaktivitas dari luar rumah.

Mendiang Hany Dwi Susanti kemudian meminum air dalam botol di kulkas hingga akhirnya meninggal dunia. Saat rekonstruksi berlangsung, Sigit Nugroho selaku suami mendiang Hany Dwi Susanti sempat menangis sejenak.

Baca Juga: Keluarga Korban Ingin WNA Arab Saudi Penyiram Air Keras ke Sarah Dihukum Mati

“Racunnya sangat mematikan. PH-nya tinggi sekali. Dari hasil rekonstruksi ini, ada kemungkinan dan sangat mungkin sasarannya satu keluarga (potas juga dicampurkan ke susu untuk anak mendiang Hany Dwi Susanti)," kata Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Guruh Bagus Eddy Suryana, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo

"Untuk motifnya masih sama, yakni dendam. Total saksi yang dimintai keterangan mencapai 13 orang,” tambah mantan Kasatreskrim Polres Sragen tersebut.

Load More