Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 22 November 2021 | 14:24 WIB
Keris milik pahlawan nasional Pangeran Diponegoro, Kanjeng Kyai Nogo Siluman dipamerkan di Museum Keris Nusantara atau Museum Keris Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Keris milik pahlawan nasional Pangeran Diponegoro, Kanjeng Kyai Nogo Siluman dipamerkan di Museum Keris Nusantara atau Museum Keris Solo.

Keris itu dipamerkan di salah satu ruangan yang bernuansa hitam di lantai satu Museum Keris Nusantara Solo. Keris bersama warangka ditempatkan di dalam kotak kaca.

Dalam ruangan tersebut terdapat lukisan Pangeran Diponegoro sedang menaiki kuda. Ada juga penjelasan sejarah mengenai Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman untuk memudahkan da memahamkan pengunjung.

Keris tersebut sempat hilang selama ratusan tahun dan berada di Belanda. Kemudian pada Maret 2020 lalu, Pemerintah Belanda melalui Raja Belanda Willem-Alexander mengembalikan Keris Pangeran Diponegoro kepada Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Baca Juga: Solo Leveling Chapter 175: Spoiler, Jadwal Tayang, Link Baca

"Ini baru pertama kali keluar dari Museum Nasional sejak diserahkan ke Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Belanda," ungkap Pamong Budaya Ahli Muda Museum Nasional, Mananti Amperawan Marpaung saat ditemui di Museum Keris Nusantara Solo, Senin (22/11/2021).

Keris Pangeran Diponegoro yang merupakan Pahlawan Nasional ini dipamerkan di Museum Keris Nusantara di Kota Solo dalam rangka Pekan Keris-Indonesian Keris for the World 2021 mulai 20-25 November 2021. 

Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman merupakan salah satu keris peninggalan dan punya nilai sejarah. Di mana dulu dipakai Pangeran Diponegoro dengan gigihnya saat berperang melawan Belanda. 

"Biasanya kita pamerkan di Lantai empat Gedung B Museum Nasional, terakhir pada Desember 2020. Kali ini kita pamerkan di Museum Keris Nusantara Kota Solo sampai 25 November 2021 nanti," paparnya.

Selama ini Keris Pangeran Diponegoro kembali ke Indonesia disimpan dan dirawat di Museum Nasional di Jakarta. Nanti setelah pamerin ini selesai keris akan dibawa lagi ke Museum Nasional.

Baca Juga: Keren! Kota Solo Akan Mempunyai Destinasi Kampung Wisata Prajurit Wiro Tamtomo

"Jadi begitu sampai di Indonesia pada 2020 lalu langsung disimpan di Museum Nasional," sambung dia.

Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro memiliki sejarah panjang bisa kembali ke Indonesia. 

Diceritakan, dulu sejak penangkapan Pangeran Diponegoro sampai 2020 Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman berada dan tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Sebelum keris sudah ada pengembalian koleksi milik Pangeran Diponegoro, yakni payung, pelana kuda, dan tombak.

"Yang terakhir dikembalikan itu keris. Kita (Indonesia-red) memang yang layak menyimpan dan merawat koleksi Pangeran Diponegoro. Jadi sudah ada diplomasi yang cukup panjang, sehingga baru 2020 kemarin diserahkan secara resmi ke Indonesia," paparnya.

Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman ini terbuat dari besi berwarna hitam. Keris ini memiliki sebelah luk, gandiknya berbentuk kepala naga, dan terdapat badan naga memanjang mengikuti bilah, warangka keris berbentuk ladrang atau branggah. 

Keris milik Pangeran Diponegoro ini dibawa ke Belanda oleh Kolonel Jan-Baptist Cleerens (komando pasukan Belanda dalam Perang Jawa) setelah Perang Jawa berakhir.

Keris ini kemudian dihadiahkan kepada Raja Willem 1 sebagai tanda kemenangan Belanda atas Pangeran Diponegoro. Keris tersebut kemudian diserahkan ke Koninklijk Kabinet van Zeidzaamhende (KKZ).

Pada 1883, KKZ dibubarkan dan koleksinya dialihkan ke tujuh museum di Belanda. Salah satu diantaranya adalah Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman yang diserahkan ke Museum Volkenkunde, Leiden. 

Keris ini sempat dinyatakan hilang selama 150 tahun. Upaya riset dilakukan untuk menemukan kembali keris tersebut melalui riset arsip dan dokumentasi yang cukup panjang.

Terdapat tiga dokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi keris milik Pangeran Diponegoro. Yaitu, satu surat Sentot Prawirodirdjo (mantan perwira perang Pangeran Diponegoro).

Kedua, keterangan Kolonel Jan-Baptist Cleerens (komando pasukan Belanda dalam Perang Jawa) ketiga adalah Surat dari pelukis Raden Saleh yang mendeskripsikan bentuk keris tersebut. Tahap selanjutnya berupa verifikasi oleh para sejarawan.

Kontributor : Ari Welianto

Load More