Proses pembuatan You and I terbilang panjang yakni 2016-akhir 2019. You and I telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk memperkuat cerita, penyuntingan, hingga pendanaan. Di antaranya Festival Film Dokumenter (FFD) Master Class 2016, Docs By The Sea 2017, Laboratorium Olah Cerita & Kisah (LOCK) 2019, serta DMZ International Documentary Film Festival.
Selanjutnya, film Two Fishes and a Dish merupakan karya kolaborasi sutradara asal Solo, Bani Nasution dengan dua rekannya yakni Fandy Putra Mustofa selaku scriptwriter dan DOP serta Olen Saddha sebagai produser.
Bani saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (11/11/2021), mengatakan karya tersebut berawal dari ide Fandy untuk membuat tugas akhir perkuliahan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Disusul sejumlah ide dan masukan dari Olen selaku produser. Film dengan judul terjemahan Dua Ikan dan Sepiring Nasi ini menyoroti tentang aturan pemerintah dan konstruksi sosial yang membuat rapuhnya institusi pernikahan.
Baca Juga: Jerome Kurnia: Mohon Maaf Gak Pernah Rangking, Tapi Dapat Piala Citra
Ketidakterbukaan dalam rumah tangga membuat relasi antara suami dan istri sekadar formalitas belaka. Ceritanya dimulai dari seorang perempuan yang ingin menceraikan suaminya. Namun sesampainya di rumah, ia mendapati sang suami memiliki pria idaman lain.
“Memang ada isu tentang homoseksual. Namun, yang kami soroti di sini sebenarnya soal rapuhnya institusi pernikahan. Homoseksual hanya penegasan salah satu kasus yang ada dalam pernikahan. Kasus-kasus seperti ini ternyata ada cukup banyak di sekitar kita,” terang Bani.
Film Sunyi
Karya sutradara Solo di bawah naungan Rumah Produksi Liar Liar Film ini dibintangi tiga seniman andalan Solo dan Yogyakarta. Mereka adalah sutradara sekaligus pengajar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yusron Fuadi. Kedua yakni penari, koreografer, dan aktris Solo, Dwi Windarti. Terakhir, adalah pemain teater sekaligus musikus Solo, Eko Pethel.
Keterlibatan tiga seniman beda lini tersebut memperkuat Two Fishes and A Dish. Bani menggarapnya jadi film sunyi yang menggabungkan napas teater, tari, dan angle gambar dramatis.
Baca Juga: Sembuh dari Hepatitis C, Begini Penampilan Gary Iskak di FFI 2021
Kegelisahan perasaan mereka bertiga tak banyak disampaikan lewat dialog, melainkan lewat pengambilan angle gambar dan video. “Ya, ini film sunyi. Artinya, bukan karya ramai yang banyak dialog, begitu,” terang Bani, Kamis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Polresta Solo Dalami Kasus Investasi Bodong Koperasi BLN, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta
-
Kirim Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Wali Kota Solo Luncurkan Rumah Siap Kerja
-
Link DANA Kaget Hari Ini: Bisa untuk Bayar Langganan Streaming dan Belanja
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Belum Ada Tersangka Kecelakaan Maut Tawangmangu, Ini Penjelasan Polisi