Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 14 Oktober 2021 | 15:35 WIB
Alfian Fahrul Nabila, 18, pemuda asal Dukuh Dalem, Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, memiliki tangan robotik akhirnya terkabul. [Espos/Taufiq Sidik Prakoso]

SuaraSurakarta.id - Kisah pilu dialami seorang pelajar SMK asal Klaten bernama Alfian Fahrul Nabila, 18, yang harus merelakan dua lengannya diamputasi setelah mengalami kecelakaan kala mengikuti praktik kerja lapangan atau PKL.

Kejadiannya pada 9 Maret 2020 silam. Alfian yang merupakan pelajar jurusan Teknik Komputer Karingan (TKJ) SMK di Klaten yag tengah PKL di salah satu perusahaan. Ia bersama enam temannya mempraktikkan ilmu dengan memasang Wifi di wilayah Kecamatan Wedi.

Alfian memanjat genting setinggi 4 meter guna memasang pipa besi sebagai tiang antena Wifi. Sementara keenam temannya menunggu di bawah. Tiba-tiba, pipa besi yang ia bawa ambruk menimpa kabel listrik PLN.

Seketika arus listrik bertegangan tinggi menyengat tubuh Alfian. Akibat kecelakaan itu, pelajar SMK di Klaten tersebut tak sadarkan diri.

Baca Juga: Kisah Mulia, Kades di Klaten Ini Bagikan Nasi Bungkus Setiap Hari ke Lansia dan ODGJ

Keesokan harinya Alfian tersadar dalam kondisi terlentang di tempat tidur rumah sakit dengan beberapa luka bakar. Kondisi luka paling parah berada pada kedua lengannya yang terus menekuk.

Awalnya jemari Alfian masih merespons ketika disentuh. Namun, lambat laun kondisinya memburuk hingga tangan kanan Alfian harus diamputasi. Semangat Alfian menurun hingga tak doyan makan dan terus terpikir hal-hal buruk terkait masa depannya.

Tangan Robot

Menyadur dari Solopos.com, Keinginan Alfian Fahrul Nabila memiliki tangan robotik akhirnya terkabul. Satu tangan robotik itu bisa terbeli dari uang hasil donasi.

Diketahui, setelah menjalani perawatan, Alfian mulai beradaptasi dengan mengandalkan kakinya untuk berjalan serta pengganti tangan untuk melakukan berbagai aktivitas seperti makan, mengoperasikan ponsel, serta laptop.

Baca Juga: Penemuan Mayat di Saluran Irigasi, Sempat Dikira Guling oleh Penjual Soto

Alfian berkeinginan bisa memiliki tangan robotik sebagai pengganti tangannya yang sudah diamputasi.

Sayang, keinginan itu sulit terwujud lantaran keluarganya hidup sederhana dengan mengandalkan pendapatan sang ayah sebagai buruh tani.

Atas kondisi itu, kerabat Alfian bersama teman-temannya mulai menggalang donasi. Dari penggalangan tersebut, mereka bisa mengumpulkan donasi mencapai nominal sekitar Rp600 juta.

Sesuai niat awal, Alfian lantas menggunakan uang hasil donasi itu untuk membeli tangan robotik.

Satu tangan robotik untuk tangan kanan terbeli sekitar tiga bulan lalu. Harga tangan robotik itu sekitar Rp125 juta. Tangan robotik untuk tangan sisi kanan yang kini dimiliki Alfian merupakan buatan Undip.

Alfian mulai beradaptasi menggunakan tangan robotik menggunakan sumber energi dari baterai. Daya tahan tangan robotik itu diperkirakan bisa sampai empat jam.

Jemari tangan robotik digerakkan melalui perintah otot yang terhubung dengan sensor.Alfian memasang tangan robotik ketika dia membutuhkan seperti untuk makan dan minum.

“Terkadang dipakai agar terbiasa. Sekarang masih belajar pegang botol, memegang gelas plastik, dan lain-lain. Sebenarnya bisa digunakan untuk mengangkat beban sampai 4 kg. Tetapi belum pernah mengangkat barang sampai seberat itu. Takut rusak,” kata Alfian saat ditemui di rumahnya, Rabu (13/10/2021) sore.

Alfian sangat terbantu setelah bisa memiliki tangan robotik. Barang tersebut juga menambah kepercayaan diri Alfian.

Soal tangan robotik untuk tangan sisi kiri, Alfian sudah berencana membeli. Namun, dia baru membeli tangan robotik untuk tangan kiri itu setelah proses penyembuhan bekas luka rampung.

Hingga kini, Alfian masih rutin kontrol dan terapi terutama untuk menyembuhkan bekas luka pada tangan sisi kiri. Pemeriksaan rutin itu dilakukan Alfian di puskesmas setempat.

“Untuk tangan kiri masih menunggu kering karena pada bagian ketika masih ada luka. Setiap tiga hari sekali harus ganti perban,” kata dia.

Alfian sudah lulus SMK sejak pertengahan 2021 ini. Namun, Alfian memilih menunda melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi lantaran masih fokus pada penyembuhan tangannya.

Saat ini keseharian Alfian diisi dengan belajar tutorial serta belajar fotografi dan video sekaligus membiasakan diri menggunakan tangan robotik.

“Sekarang kegiatan belajar-bejalar tutorial. Inginnya bisa kursus programer. Sekarang juga belajar-belajar foto. Iya, inginnya juga bisa jadi youtuber,” kata Alfian.

Ayah Alfian, Wagimin mengatakan putranya masih memiliki keinginan untuk menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi. Dia berharap tahun depan keinginan itu bisa terkabul.

“Mudah-mudahan tahun depan. Sekarang masih fokus untuk penyembuhan,” kata Wagimin.

Load More